Friday, 19 April 2024
HomeBeritaSaat Dian Sastrowardoyo Merasa Dinilai dari Kecantikannya Saja

Saat Dian Sastrowardoyo Merasa Dinilai dari Kecantikannya Saja

BOGORDAILY –  mengulas tentang ilmu filsafat yang dulu sempat ia pelajari saat kuliah. Sebuah pembahasan tentang kecantikan dan perempuan menjadi bahan skripsinya.

Hal ini ia kaitkan dengan konsep kecantikan dan image tentang bagaimana perempuan selalu kerap dianggap objek dari sisi seksual.

“Jadi saya bahas konsep tentang konsep kecantikannya Immanuel Kant itu apa sih sebenarnya? Apa sih yang dibilang kecantikan? Abis itu saya pakai pisau analisa lagi, Bourdieu,” kenang  dalam obrolannya dengan Gita Wirjawan di YouTube.

“Bourdieu itu ada bilang tentang ada namanya sosial, apa sih sebutannya? Pokoknya hambatan sosial menjadi perempuan. Jadi selalu ada konsep yang dimiliki masyarakat terhadap bagaimana perempuan seharusnya bisa terlihat atau terapresiasi oleh masyarakat,” sambungnya.

Dalam skripsinya, bintang AADC? ini kemudian semakin mengupas hal itu dengan deretan teori filsafat dari sejumlah tokoh termasuk para tokoh feminis.

Bicara tentang perempuan sebagai objek seksual, ia mengambil contoh dari penampilan Madonna yang kontroversial dalam sampul majalah Vogue tahun 1990. Kala itu Madonna tampil menjadi model poster mengenakan bra berbentuk kerucut yang jadi perhatian.

“Saat kamu lihat poster Madonna yang dia pakai BH yang kerucut gitu. Yang Vogue. Apakah anda menganggap Madonna sebagai objek imajinasi seksual orang-orang yang membeli posternya? Atau apakah anda menganggap ia sebagai subjek? Pertanyaan yang bagus kan?” urainya.

“Karena saat kamu melihat gambar besarnya, di saat dia yang jadi enterpreneurnya, sebenarnya dia membiarkan bagian dari dirinya dari sisi penampilannya, yang bukan keseluruhan dirinya itu bisa dieksploitasi sama orang-orang lewat poster itu,” ucap Dian.

Ia pun menerapkan contoh kasus ini pada dirinya sendiri yang sempat menjadi duta sabun Lux. Dian menyadari, dirinya bisa dinilai dimanfaatkan hanya karena kecantikannya saja dengan tampil dalam kampanye iklan tersebut. Namun, hal yang bekerja sebenarnya tidaklah seperti yang dianggap banyak orang.

“Seperti Madonna, saat kamu melihat gambar besarnya, di saat dia yang jadi enterpreneurnya, sebenarnya dia membiarkan bagian dari dirinya dari sisi penampilannya, yang bukan keseluruhan dirinya itu bisa dieksploitasi sama orang-orang lewat poster itu. Dia adalah subjek. Yang dijadikan objek oleh mereka adalah orang-orang yang membeli poster. Jadi dia lagi mengeksploitasi dompet-dompetnya cowok-cowok itu yang pada beli posternya dia,” ungkap Dian.

Pemahaman ini disebut Dian membuat dirinya seperti memiliki kendali atas dirinya. Meskipun ia menjadi pusat perhatian dan seakan dijadikan objek karena penampilan fisiknya.

“Aku akhirnya mengadvokasi posisi aku sebagai duta merek sabun kecantikan. Saat itu anda berpikir saya adalah objek, atau objek kecantikan dari kampanye ini, saat itu sebenarnya gue yang lebih jadi subjek dan kamu objek, gitu,” tukasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here