Saturday, 23 November 2024
HomeBeritaAlun alun sampai Stasiun Bogor Bakal Terintegrasi

Alun alun sampai Stasiun Bogor Bakal Terintegrasi

BOGOR DAILY-Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) penyelarasan kawasan Masjid Agung, Alun-alun, Pasar Blok F dan Stasiun KA Bogor.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan, rakor ini mencoba menginterpretasikan antara Blok F yang awal tahun depan sudah bisa dioperasikan dengan keinginan dari Perumda Pasar Pakuan Jaya membuat jembatan penghubung dari Blok F ke Masjid Agung.

“Tujuannya untuk memakmurkan Masjid, dengan target sasaran jamaah yang diprioritaskan para pedagang di pasar. Ini masih dalam tahap pertimbangan akan dibicarakan khusus,” ujarnya, Selasa (24/11/2020).

Selain itu, terkait akses dari alun-alun Bogor ke Masjid Agung memang belum ada, sehingga pada rencana pembangunan masjid tahap berikutnya pihaknya memprioritaskan untuk membangun tangga dari alun-alun ke Masjid Agung.

Namun jika tangga dari Alun-alun ke Masjid Agung dibangun, maka jalan Nyi Raja Permas buntu alias tidak ada akses dari jalan Dewi Sartika lagi. Hal ini berdampak pada seluruh PKL pindahan dari Dewi Sartika.

“Nanti PKL ini diprioritaskan masuk ke lantai satu, tiga dan empat Blok F. Mereka akan didata ulang Perumda Pasar Pakuan Jaya bekerja sama Dinas Koperasi dan UMKM,” katanya.

Dedie menjelaskan, masuknya PKL yang ada di jalan Nyi Raja Permas ke Blok F juga bukan hanya jalan buntu tetapi karena PKL sudah menutup saluran air dengan semen, sehingga saluran air yang ditutup tersebut akan dibongkar. Sementara di jalan dekat Masjid Agung akan dibuat box curver untuk saluran sambungan Dewi Sartika ke Stasiun Bogor.

“Jadi ini penataan secara menyeluruh, gak mungkin bangun Alun-alun, Masjid Agung, Blok F dan Stasiun Bogor tanpa membereskan drainasenya, nanti air akan meluap” katanya.

Dedie menambahkan, terkait pembangunan Masjid Agung akan dilanjutkan. Sampai akhir tahun masyarakat bisa memanfaatkan lantai dasar masjid. Tahun depan masjid sedang diproyeksikan untuk pembangunan konstruksi baru dan atap. Mengingat hasil dari rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi dan dari Balitbang PUPR atap masjid tidak boleh menopang pada konstruksi saat ini, sehingga harus membuat kontruksi baru.

“Itu sedang kita hitung ulang berapa kebutuhan anggaran yang rill untuk 2021 membangun atap dan konstruksi baru masjid. Jadi, perkiraan kebutuhan Rp40 Miliar, uang yang ada baru Rp34,5 Miliar dari APBD kota, sisanya apakah dari perubahan atau bisa coba lakukan revisi sebelum pagu definitifnya diketuk,” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here