BOGOR DAILY – Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada Senin 16 November 2020 , disambut baik oleh Para Aktivis Kemanusiaan dari Gusdurian Bogor, Jemaat Katolik Tulang Kuning, Aktivis Ormas Pemuda Pancasila, BPPKB dan Benteng Bogor Raya Kecamatan Kemang, Pemuda Ahmadiyah, Para Pengasuh Pesantren Nahdatul Ulama dan beberapa pihak lainnya dengan diisi diskusi dan sharing dari para peserta Lesehan Hari Toleransi Internasional.
ADVERTISEMENT
Dalam forum diskusi tersebut, beberapa gagasan disampaikan oleh berbagi pihak lintas agama dan lintas kepercayaan, salah satunya tingkat intoleransi Kabupaten Bogor yang masih tinggi angkanya.
“Kondisi Kabupaten Bogor masih banyak tindakan-tindakan intoleransi, Kesulitan mendirikan rumah ibadah, dan tindakan-tindakan yang membatasi hak-hak umat beragama,” Kata Sekretaris NU Tajur Halang, Aris.
Di hari Toleransi Internasional ini, ia bersama dengan pihak lainnya akan berusaha melakukan advokasi dengan pihak Pemkab Bogor agar tidak adanya hak asasi manusia yang tebang pilih, karena menurutnya, kepercayaan dan beragama adalah hak setiap warga negara.
” Guna menghapuskan arogansi atau hak-hak terbatas yang dirasakan minoritas, kami akan melakukan advokasi kepada kepemerintahan guna menyamaratakan hak umat beragama serta adil tidak berpihak pada satu kepercayaan saja,” ungkapnya
Ia berharap, Pemkab Bogor khususnya dapat berlaku adil kepada seluruh agama dan kepercayaan yang ada di Kabupaten Bogor.
“Intinya, kondisi pluralisme di Kabupaten Bogor saat ini masih memprihatinkan. Kami berharap Pemkab Bogor mampu berlaku adil kepada seluruh agama dan kepercayaan di Kabupaten Bogor. Jangan menghambat mereka yang minoritas karena agama dan kepercayaan adalah hak setiap manusia,” pungkasnya.