Wednesday, 15 May 2024
HomeBeritaBendungan Ciawi dan Sukamahi Rampung 2021

Bendungan Ciawi dan Sukamahi Rampung 2021

BOGOR DAILY- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kempupera) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane tengah menyelesaikan pembangunan dua bendungan kering (dry dam) yakni dan Ciawi di Kabupaten Bogor. Pembangunan kedua bendungan merupakan bagian dari rencana induk pengendalian banjir (flood control) Jakarta yang sesuai kontrak kerja akan rampung tahun 2021.

Menpupera Basuki Hadimuljono menyampaikan, bendungan Kering di Ciawi dan Sukamahi merupakan yang pertama kalinya dibangun di Indonesia. Kedua bendungan ini bukan untuk keperluan irigasi atau air baku, namun untuk meningkatkan kapasitas pengendalian banjir.

“Sebagai bendungan kering, maka pengoperasinnya akan berbeda dengan bendungan lain, di mana kedua bendungan ini baru akan digenangi air pada musim hujan. Sementara pada musim kemarau bendungan ini kering,” kata Basuki Hadimuljono dalam keterangan resminya, Minggu (6/12/2020).

Basuki menjelaskan, pembangunan yang sudah direncanakan sejak tahun 1990-an, mulai dibangun tahun 2017 dan progresnya saat ini sudah mencapai 60%. Sedangkan progres lahan yang sudah bebas telah mencapai 40,86 hektare atau 92,67% dari kebutuhan 46,7 hektare. Pekerjaan berjalan kini meliputi galian tubuh bendungan, grouting tubuh bendungan, bangunan pelimpah (clearing dan pengecoran), pekerjaan hidromekanikal, pembangunan fasilitas umum (gardu pandang, masjid, gudang, landscaping), dan clearing area lahan.

BACA JUGA
Kempupera Dukung Rencana Tata Ruang Jabodetabek-Punjur

Kontrak pembangunan senilai Rp 447,39 miliar ditandatangani pada 20 Desember 2016 dengan kotraktor PT Wijaya Karya-Basuki KSO. memiliki daya tampung 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektare.

Sementara progres konstruksi saat ini sudah sebesar 73%. Progres konstruksi bendungan ini lebih cepat dari rencana sebesar 71,5%. Kontrak pekerjaan ditandatangani pada 23 November 2016 dengan kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna. Pembangunannya telah mulai pada 2 Desember 2016. Pengadaan lahan kedua bendungan dilakukan dengan skema dana talangan di mana kontraktor membiayai terlebih dahulu dan nantinya akan dibayarkan melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

direncanakan memiliki volume tampung 6,05 juta m3 dan luas genangan 39,40 hektar dengan biaya pembangunan sebesar Rp 798,7 miliar. Bendungan ini didesain untuk mengurangi debit banjir yang masuk ke Jakarta dengan menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebelum sampai ke Bendung Katulampa yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung. Rampungnya pembangunan akan mereduksi banjir sebesar 111,75 m3 per detik.

Dengan dibangunnya dan , maka dapat mengurangi debit banjir di Pintu Air Manggarai sebesar 577,05 m3/detik. Bila dikurangi dengan debit Sungai Ciliwung yang nantinya dialirkan Kanal Banjir Timur melalui Sudetan Ciliwung sebesar 60 m3/detik, maka debit di Pintu Air Manggarai sebesar 517,05 m3/detik.

Di samping pembangunan infrastruktur fisik, Basuki mengatakan Kempupera juga memiliki sistem peringatan dini banjir telemetri yang mencatat tinggi muka air di beberapa pintu air dan pos pengamatan seperti Pos Katulampa, Pintu Air Depok, dan Pintu Air Manggarai. Selain itu juga telah diatur tingkat siaga dan kewenangan buka tutup pintu air.

Kempupera melalui BBWSCC setiap jam-nya melakukan pembaharuan informasi Tinggi Muka Air (TMA) sungai di pintu air/pos pengamatan, cuaca di lokasi dan kategori statusnya, tidak hanya di Sungai Ciliwung tetapi juga sungai-sungai lainnya di area Jabodetabek.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here