Bogordaily- Potensi Terjadinya banjir susulandi Puncak Bogor menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Pemerintah berencana merelokasi warga. Bahkan,Pemerintah daerah menggandeng Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk mengkaji potensi pergeseran tanah di Komplek Gunung Mas, Kawasan Puncak, Cisarua, Bogor, usai banjir bandang.
“Kami ingin melihat konstruksi tanah, bagaimana apakah masih ada pergerakan. Nanti kami minta masukan dari mereka,” ungkap Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan saat meninjau lokasi banjir, Selasa.
Menurutnya, jika BIG menyatakan bahwa kawasan tersebut berpotensi tinggi terjadinya pergeseran tanah, maka pemerintah daerah akan memunculkan opsi relokasi.
“Area ini cukup berbahaya karena daerahnya turunan,” kata politisi Partai Gerindra itu.
Iwan menyebutkan bahwa hingga kini para korban banjir pun masih dilarang untuk pulang, khawatir terjadi banjir bandang susulan. Sehingga terpaksa mengungsi di tempat yang dianggap lebih aman.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor sebanyak 134 keluarga (KK) dengan 474 jiwa harus mengungsi.
Banjir yang terjadi akibat meluapnya aliran anak Sungai Ciliwung yang melewati perkebunan teh PTPN VIII itu merusak beberapa rumah warga dan menutup beberapa akses jalan.
Diberitakan sebelumnya
keberadaan vila-vila liar yang dianggap turut memicu pergerakan tanah di kawasan Puncakt. Ini menyusul data yang dikeluarkan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang 22 titik longsor di kawasan Puncak.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat (Jabar) Dadan Ramdan Hardja menilai penyebab utama longsor di kawasan Puncak Bogor bukanlah hujan. Pendirian bangunan komersil ilegal menjadi penyebab utamanya. (***)