Saturday, 23 November 2024
HomeBeritaOpini : Salahkan Saja Vaksinnya, Biar Ramai

Opini : Salahkan Saja Vaksinnya, Biar Ramai

BOGORDAILY – Vaksin Covid -19 itu barang baru. Baru ditemukan, baru diuji klinis, dan baru dicoba digunakan, di berbagai negara.

Semua pemberitaan tentang vaksin ini, yang baik atau buruk, bisa menjadi umpan buat media menarik pemirsa , apalagi jika yang buruk. Ada istilah dalam dunia jurnalistik, Bad News is Good News.

Saya ingin mengutip sebaris puisi dari film AADC ( Ada Apa Dengan Cinta), tapi saya pelesetkan.
“Salahkan saja vaksinnya, biar ramai.”
Ada yang ingat kata kata aslinya?

Kemarin dan hari ini banyak kawan – kawan dan handai taulan menanyakan kepada saya dan istri, masalah 23 orang di Norwegia meninggal usai disuntik Pfizer, mayoritas lansia.

Waduh,… sontak saya kaget. Awalnya saya bilang saya tidak tahu perihal itu, dan kok sepertinya hoax.

Tapi ternyata istri melihat berita tersebut, di stasiun TV nasional. Memang benar ada 13 orang lansia meninggal setelah disuntik vaksin COVID-19, dan 10 mengalami efek samping yang relatif serius.

Yang menarik, berita tersebut tidak terlalu ‘heboh’ diberitakan di Norwegia. Malah gempa bumi yang terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat lebih menghebohkan bagi khalayak di sini.

Fakta di Norwegia, prioritas vaksin diberikan kepada orang-orang tua (di atas umur 80 tahun) yang tinggal di panti jompo. Sampai berita heboh beredar, sudah 25.000 orang lansia yang divaksin. Diakui oleh pihak yang berwenang kalau vaksin diberikan pukul rata kepada kelompok ini, tanpa melihat kondisi yang bersangkutan .

Ada dua kondisi yang fatal di sini; pertama orang-orang yang memiliki riwayat penyakit yang tergolong beresiko tinggi (spt diabetes, darah tinggi, dll), dan orang-orang yang sedang sakit. Nah, – tampaknya 23 orang yg “meninggal usai disuntik” tadi itu terdiri dari kelompok yang kurang beruntung ini.

Namun, sebenarnya kalau diteliti secara lebih mendalam, – ya kemungkinan besar angkanya lebih tinggi dari 23 ini. Kok bisa?

Angka kematian di Norwegia 2019 itu sekitar 40.000 orang. Kalau dibagi 52, artinya ada 769 orang mati setiap minggu. Kalau orang yang divaksin itu ada 25.000, dan rata-rata mereka berumur di atas 80 tahun, vaksin tidak divaksin, perkiraan saya, ada ratusan orang yang mati sejak Svein divaksin tgl 27 Desember lalu. Dan mayoritas dari kelompok yang sama.

Rasanya tidak perlu dipolitisasi, atau diframing “berlebihan”.

Seperti dosen saya pernah bilang, ada dua hal yang tidak bisa dihindari di dunia ini: 1. Mati, 2. Bayar pajak!

Asal jangan dibilang, banyak orang mati setelah bayar pajak!

NB: Sejak kejadian tsb. sudah diambil kebijakan untuk lebih berhati-hati dalam memberikan vaksin kepada orang-orang tua. Bagi saya, yang lebih penting untuk dicermati, tidak ada kedengaran caci maki, ada pihak yang dipojokan, dan lain sebagainya. Life goes on, sebagaimana masyarakat yang beradab dan berbudaya.

Salam.
V. Rumawas
Tinggal di Norwegia.
Lahir dan besar di Bogor.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here