BOGOR DAILY- Kebijakan sekolah tatap muka yang rencananya bakal digelar Januari ini terpaksa dibatalkan Pemerintah Kota Bogor. Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mengaku bahwa pemerintah daerah tak ingin mengambil risiko, sebab baginya keselamatan dan kesehatan siswa nomor satu.
“Kesehatan dan keselamatan siswa dan seluruh pemangku kepentingan dunia pendidikan itu yang utama. Jadi kita tidak ingin mengambil risiko ketika kita terlalu cepat mengambil keputusan untuk membuka pembelajaran tatap muka di sekolah,” kata Dedie, Senin (4/1/2021).
Saat ini, lanjut Dedie penyebaran COVID-19 di Kota Bogor terbilang masih tinggi. Bahkan angkanya melonjak mencapai 70-an kasus dalam sehari.
“Kalau kita lihat rata-rata tambahan kasus positif COVID-19 di Kota Bogor, perhari kan sekitar 70 kasus, dulu waktu tambahan 30 saja sudah masuk zona merah,” papar Dedie.
Di samping itu, kondisi tempat tidur untuk pasien COVID-19 di Kota saat ini juga semakin berkurang, lantaran kasus aktif COVID-19 sudah jauh melebihi jumlah tempat tidur untuk pasien positif COVID-19.
“Karena kapasitas rumah sakit yang hanya memiliki 544 tempat tidur, sementara sekarang kasus aktif positif hampir mendekati 1.200an. Jadi kemudian apakah kita mau mengambil risiko dengan membuka pembelajaran tatap muka di sekolah? kan itu kurang bijaksana,” imbuh Dedie.
Sementara itu berdasarkan catatan Satgas COVID-19 Kota Bogor, kasus positif COVID-19 bertambah 68 kasus pada Minggu (3/1/2021). Dengan tambahan 68 kasus baru itu, total kasus positif COVID-19 di Kota Bogor bertambah menjadi 5.626 kasus. Dengan rincian, sebanyak 4.408 orang sembuh, 134 orang meninggal dan 1.028 orang masih dalam perawatan dan pengawasan tim medis.