Bogordaily.net – Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu membahas masalah Muslim Uighur selama pembicaraan dengan dengan menteri luar negeri China di Ankara, Turki pada hari Kamis 25 Maret 2021.
Saat pertemuan tersebut ada ratusan orang Uighur memprotes perlakuan terhadap kerabat etnis mereka di China.
Ketika pertemuan antara Menteri Luar Negeri China Wang Yi bertemu Cavusoglu bertemu dengan Presiden Turki, Tayyip Erdogan berlangsung, ada sekitar 1.000 pengunjuk rasa yang berkumpul di Istanbul.
Para pengunjuk rasa “Diktator China” dan “Hentikan Genosida Uighur, Tutup Kamp”, beberapa demonstran mengibarkan bendera biru-putih gerakan kemerdekaan Turkestan Timur, nama yang digunakan gerakan tersebut untuk Xinjiang.
Dilansir dari Reuters salah satu pengunjuk rasa mengtakan melakukan protes untuk menanyakan beberapa pertanyaan terkait keluarga mereka.
“Kami di sini untuk menanyakan tentang keluarga kami. Mengapa kita tidak bisa berhubungan dengan keluarga kita? Apakah mereka hidup atau mati? Dimana mereka? Apakah mereka ada di kamp atau di luar? ” ucap Imam Hasan Ozturk, seorang pengunjuk rasa Uighur.
Ada sekitar 40.000 orang Uighur yang tinggal di Turki, beberapa ornag tersebut adalah aktifis yang aktif meningkatkan upaya untuk menyoroti penderitaan mereka dengan mengadakan protes rutin di Ankara dan Istanbul.
Selain itu protes ini dilakukan setelah China menyetujui perjanjian ekstradisi dengan Turki pada bulan Desember dan dengan kesepakatan menunggu ratifikasi oleh parlemen Ankara.
Dengan adanya ekstradisi tersebut orang Uighur di Turki takut mereka akan dikembalikan ke China.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu yang membantah bahwa perjanjian ekstradisi akan menyebabkan Uighur dikirim kembali ke China.
Cavosoglu pun mengatakan bahwa Ankara dan Beijing melakukan eksradisi untuk meningkatkan kerja sama melawan pandemi COVID-19 dan vaksin. ***