Sunday, 5 May 2024
HomeBeritaPerang Saudara Membayangi Myanmar, Kelompok Etnis Akan Memulai Penyerangan

Perang Saudara Membayangi Myanmar, Kelompok Etnis Akan Memulai Penyerangan

Bogordaily.net –  Ancaman perang saudara kini membayangi , akibat kudeta militer yang dibangkang warganya terus menewaskan para demonstran hingga menyulut kelompok etnis akan memulai menyerang aparat.

Salah satu kelompok Pemberontak etnis minoritas utama di , Karen memperingatkan pemerintah bahwa pihaknya siap untuk serangan besar kepada pihak militer.

Etnis minoritas utama tersebut pada Selasa, 30 Maret 2021, memperingatkan meningkatnya ancaman konflik besar.

Para pemberontak itu menyerukan intervensi internasional terhadap tindakan keras militer terhadap penentang kudeta bulan Februari.

Kelompok pemberontak Persatuan Nasional Karen, beroperasi di timur sepanjang perbatasan dengan negara Thailand.

Dalam sebuah pernyataan kelompok itu menyatakan bahwa ribuan militer memasuki wilayahnya.

“Sekarang, ribuan pasukan darat militer Burma (nama lama ) memasuki wilayah kami dari semua lini,” kata kelompok itu.

Hal ini membuat kelompok pemberontak Karen tidak punya pilihan lain, selain menghadapi ancaman serius yang ditimbulkan oleh tentara junta militer tidak sah. Kondisi itu memicu terjadinya perang saudara.

Pemberontakan yang dilakukan etnis minoritas Karen adalah upaya untuk mempertahankan wilayahnya dari militer .

Kelompok pemberontak telah berperang dengan pemerintah selama beberapa dekade untuk mendapatkan otonomi yang lebih besar di daerah perbatasan yang terpencil.

Tak hanya etnis minoritas Karen, Pertempuran juga berkobar di utara antara pemberontak etnis Kachin dan pasukan pemerintah.

Para pemberoktak mendesak komunitas internasional, khususnya negara tetangga Thailand, untuk membantu orang-orang Karen melarikan diri dari serangan militer .

Serta menyerukan negara-negara untuk memutuskan hubungan dengan militer guna menghentikan kekerasan terhadap warga sipil.

Menurut Kelompok Advokasi AAPP, sejak kudeta militer terhadap Pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021 total korban tewas telah lebih dari 500 orang.

Pada Selasa 16 Maret 2021 sebanyak 74 demonstran tewas dalam sehari akibat tembakan membabi buta pihak militer Myanmar.

Negara – negara di dunia pun ikut mengecam kekerasan yang dilakukan oleh militer Myanmar kepada masyarakat sipil negara tersebut.

Belum lagi pada Senin, 29 Maret 2021 sebanyak 14 warga sipil tewas, 8 orang di antaranya berada di distrik Dagon Selatan di Yangon.

Pasukan militer Myanmar pun membunuh sedikitnya 114 orang dalam sehari pada Sabtu, 27 Maret 2021.

Salah satunya adalah seorang gadis berusia 13 tahun di Kota Mandalay.

Dari 114 orang itu juga, kelompok masyarakat sipil mengatakan bahwa Jet militer menewaskan sedikitnya 2 orang dalam serangan di desa yang dikendalikan oleh kelompok bersenjata dari minoritas Karen.

Kini, Para demonstran membuat taktik baru untuk meningkatkan kampanye pembangkangan sipil, pada Selasa, 30 Maret 2021. Demonstran meminta penduduk membuang sampah ke jalan-jalan di persimpangan jalan utama.

Langkah tersebut, tentunya bertentangan dengan seruan yang dikeluarkan melalui pengeras suara di beberapa lingkungan di Yangon dari pihak miiter.

Seruan militer itu mendesak penduduk untuk membuang sampah dengan benar sesuai tempatnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here