Friday, 26 April 2024
HomeKota BogorDemi Mengurangi Sampah, Lurah Adhi Budidaya Magot

Demi Mengurangi Sampah, Lurah Adhi Budidaya Magot

Bogordaily.net – Demi mengurangi sampah, Lurah Kedung Waringin , bersama Ketua RT04/RW02, menyambangi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor. Kedatangannya untuk belajar Bank Sampah Induk Berbasis Aparatur () dan .

Lurah Kedung Waringin mengatakan, alasan karena melihat banyaknya sampah organik.

“Awalnya kami bersama kelompok Bank Sampah, melihat debit sampah organik yang begitu banyak. Dan berpikir bagaimana mengurangi penguraian, atau pembuangan ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS),” kata Lurah Kedung Waringin Adhi Bagus Indrawan saat dihubungi Bogordaily.net, Sabtu 17 April 2021.

Setelah memikirkan, kata Adhi, akhirnya ketua RT bersama Bank Sampah, mulai mengunjungi DLH Kota Bogor untuk belajar membudidayakan Magot.

“Karena di DLH kami di kasih pelatihan dan edukasi mengenai sampah dan ,” katanya.

Kemudian Adhi menjelaskan, saat di DLH, para Ketua RT di kasih pemahaman mengenai sampah organik dan on organik, nanti sampah organik di kumpulkan dan di pisah-pisah kalau sampah on organik di pisah juga dan dapat di jual kembali agar ada nilai jualnya.

“Nanti untuk sampah organiknya sisa-sisa makanan bisa kita jadikan , lalu kita kasih telur lalatnya di taburin di sisa makanannya,” jelasnya.

Saar berkunjung ke DLH, Adhi mengatakan Ketua RT diberi edukasi mengenai cara . Seperti langkah awal dari telur, menetes, hingga penyemaian. Proses tersebut memakan waktu 5 hari, dan disemaikan sesuai dengan kapasitas telur.

“Misal telurnya 5 gram, sampahnya 5 kilo gram. Tetapi jika magot sudah berumur 12 hari, sampah yang dibutuhkan bisa mencapai 3 kali lipat,” ucapnya.

Selanjutnya Adhi menjelaskan, Magot juga bisa didiamkan sampai 30 hari, dan kembali ke siklus semulanya.

“Didiamkan selama 30 hari, nanti magot menjadi prepupa, lalu menjadi pupa, dan kembali menjadi lalat,” jelasnya.

“Setelah itu, lalat jantan akan mati, lalu lalat betina akan menghasilkan telur yang di jebak di bilik asmara,” sambungnya.

Dengan siklus itu, Adhi menyatakan magot bisa mengurai sampah dengan begitu cepat.

Magot akan dipanen nantinya bisa digunakan sebagai pakan ikan, atau bisa digunakan sebagai pupuk padat dan pupuk cair.

“Untuk bibit magotnya sendiri untuk pertama kali kita beli ke DLH,” paparnya.

Adhi berharap, dengan adanya nanti, wilayah yang ada di Kedung Waringin yang terdapat banyak sampah yang tidak terusus, bisa mengurangi debit sampah dan bisa menghilangkan sampah yang ada di kedung waringin.***

1 COMMENT

  1. Wah hebat sekali Lurahnya, membudidayakan Magot untuk kepentingan sosial. Benar² diluar pikiran

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here