Bogordaily.net – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten atau Kota di Jabar untuk segera menyiapkan hotel guna menjadi tempat isolasi mandiri (isoman) pasien Covid-19.
Hal tersebut didorongnya lantaran tingginya lonjakan tingkat penularan Covid-19 yang sangat berimbas pada ketersediaan tempat tidur di rumah sakit.
Selain itu, demi menekan tingkat keterisian rumah sakit, pasien yang akan sembuh bisa melanjutkan isoman setelah mendapatkan perawatan yang intensif ataupun yang masih dalam gejala berat.
Ridwan Kamil tak bisa memungkiri bahwa ia mengungkapkan kerap menemukan kasus yang pasien Covid-19 meninggal sebelum mendapatkan perawatan di rumah sakit, akibat penuhnya tempat tidur.
Dari data Covid-19 di Jabar, tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 hampir mendekati angka 90 persen. Selain itu, sejumlah di daerah yang tingkat keterisian rumah sakit lebih dari 90 persen.
“Kita akan mendorong daerah-daerah untuk segera menggunakan hotel-hotel. Nanti biaya bisa disubsidi dari Pemerintah Provinsi. Hotel ini saya harapkan untuk menjadi tempat isolasi pasien di rumah sakit yang mau sembuh,” ucapnya saat meninjau RSUD Bayu Asih, Kabupaten Purwakarta, Kamis 24 Juni 2021.
Maka, dengan begitu pasien Covid-19 yang bergejala berat sampai kritis bisa mendapatkan penanganan dan perawatan di rumah sakit rujukan.
Ridwan Kamil atau yang dipanggil Kang Emil pun menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperkuat manajemen penanganan pasien Covid-19. Tujuannya agar semua pasien Covid-19 bisa tertangani dengan baik dan khususnya yang bergejala berat sampai kritis.
“Untuk saat ini kita segera ubah manajemennya. Kita minta Kabupaten Purwakarta, ada Ibu Bupati di sini, untuk segera mencari walaupun sudah ada menambahi hotel-hotel. Sehingga nanti Bapak Direktur RSUD bisa menggeser mereka yang mau sembuh ke tempat transisi menuju sembuh. Begitupun untuk daerah di Jabar lainnya” tutur Kang Emil.
Dengan tersedianya hotel untuk menjadi rumah kedua bagi pasien Covid-19, hal itu bisa meminimalisir adanya kasus di mana ada yang meninggal dunia karena tidak bisa masuk ke rumah sakit yang penuh.
Selain menyiapkan hotel sebagai tempat isolasi pasien Covid-19, Kang Emil pun meminta setiap desa atau kelurahan di Jabar agar inisiatif menyediakan ruang-ruang isolasi bagi pasien Covid-19 tanpa gejala sampai bergejala sedang.
“Masih ada penolakan dari warga desa yang memilih isoman. Tidak masalah, tapi tidak semua rumah memadai. Jangan sampai karena memaksa isoman, rumahnya terlalu berdekatan sehingga tidak ada ruang khusus, maka nanti satu rumah yang terdampak,” ucap Kang Emil.
Ia menambahkan, edukasi dari kepala desa, dari pimpinan wilayah, haurs terus dilakukan supaya di hulunya ruang-ruang isolasi desa digunakan.
Jadi, yang gejala berat dan sangat berat baru dibawa ke rumah sakit. Setelah menjelang sembuh, digeser dulu ke hotel atau sebuah tempat sehingga keterisian rumah sakit bisa berkurang.
Menurut Kang Emil pun peningkatan ruang-ruang isolasi arus disertai dengan kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh perangkat pemerintahan baik dari tingkat Kepala daerah hingga RT/RW di Jabar untuk gencar mengedukasi dan menyosialisasikan terkait isolasi mandiri.
“Penguatan ruang-ruang isolasi, harus disertai dengan kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan (prokes) 5M. Dengan begitu saya minta kepala desa di Jabar untuk gencar mengedukasi dan menyosialisasikan pentingnya prokes kepada masyarakat,” pungkas Kang Emil.***