Bogordaily.net – Pembangunan pasar tradisional Parung Panjang yang menelan angka anggaran RP150 Milyar dianggap lamban. Karenanya, pasar tradisional tidak akan mampu bersaing dengan pasar modern.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bogor, Imam Shodiqul Wakdi. Menurutnya, peran pemerintah dibutuhkan untuk menciptakan daya saing pasar tradisional yang tangguh.
“Mau bersaing dengan pasar moderen? Tentu masih sangat jauh kalau pengelolaan maupun managerial Perusahaan Daerah yang fokus pada pasar masih konserfatif dan terlihat lamban,” kata Imam.
Imam berharap adanya percepatan pembangunan pasar tradisional. Agar bisa bersaing dengan pasar modern. Seperti keberadaan pasar modern Sentraland yang dekat dengan Pasar Parung Panjang.
“Kondisi pasar tadisional masih buruk. Dirut PD Pasar harus memecahkan persoalan ini. Jika tidak mampu silahkan mundur! Jangan hanya makan gaji buta,” tegasnya.
Saat dikomfirmasi, Kepala Unit Pasar Parung Panjang Erik Ibnu Afwan membenarkan kondisi pasar Parung Panjang yang memprihatinkan.
Ia mengatakan, adanya pertumbuhan pasar modern Sentraland menjadi pesaing yang harus disikapi dengan cepat dan cerdas.
“Meski tidak ada dampak yang signifikan namun revitalisasi atau pembangunan pasar harus seimbang dengan pasar yang baru tumbuh,” kata Erik, Selasa 22 Juni 2021.
Erick bercerita, kondisi bangunan pasar tradisional Parung Panjang berada di Desa Parung Panjang Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor, sangat memprihatinkan.
Hal itu membuatnya yakin, persaingan tak seimbang antara pasar tradisional dengan modern.
“Melihat kondisi sekarang, jika bersaing dengan pasar modern sentraland, kita pasti kalah,” pungkasnya.***