Bogordaily.net – Satu hal yang harus kita miliki ketika mengajak orang lain dalam kebaikan adalah keramahan. Bukan kemarahan yang malah membuat mereka lari dari nasihat kita.
Ingatlah, hidayah itu milik Allah Ta’ala. Kita tak pantas marah ketika kawan atau saudara kita belum mampu menerima nasihat-nasihat baik. Doakanlah mereka.
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal dikutip dari Rumaysho menjelaskan tentang dua jenis hidayah yang bisa didapatkan manusia.
Ada hidayah taufik dan ada hidayah Al Irsyad Wal Bayan. Yaitu ada hidayah taufik supaya kita diberi petunjuk agar bisa beramal dan ada yang namanya hidayah yang hanya berupa penjelasan.
“Kalau yang dimaksud dengan hidayah taufik, artinya kita meminta kepada Allah. Supaya bukan hanya kita dapat penjelasan saja namun kita minta kepada Allah supaya penjelasan tadi kita bisa amalkan,” ungkap Ustadz.
Untuk hidayah pertama ini para ulama mengatakan bahwa ini wewenang Allah. Maka ketika Rasulullah ingin mendakwahi pamannya, Abu Thalib untuk mengajaknya masuk Islam. Beliau katakan pada pamannya ketika itu.
“Wahai pamanku, katakan kalimat Lailahailallah. Katakanlah Lailahailallah di mana kalimat ini dapat aku gunakan sebagai hujjah di hadapan Allah Ta’ala.”
Maka ketika itu turunlah firman Allah Subhanahu wa Taala, “Wahai Nabi engkau tidak bisa memberikan petunjuk.”
Yaitu yang dimaksud adalah hidayah taufiq kepada orang yang engkau cintai, engkau cuma bisa mendakwahi yaitu hidayah yang kedua yaitu hidayah Irsyad Wal Bayan.
Di mana Irsyad Wal Bayan cuma memberikan penjelasan, memberikan ilmu, mendakwahi, mengajak orang. Namun, hidayah taufik pertama tadi itu hanya milik Allah Ta’ala.
Maka pelajaran dari hidayah ini, perlu dipahami bahwa tugas sebagai seorang Dai adalah sebagai pendakwah hanya bisa mengajak, memberi tahu dan mengajarkan.
“Adapun bagaimanakah mereka bisa beramal, adapun bagaimana dia bisa shalat, adapun bagaimana dia puasa, adapun bagaimana dia meninggalkan kesyirikan, adapun bagaimana dia bisa meninggalkan tradisi-tradisi yang jauh dari tuntunan Rasul ataukah mengikuti Sunnah, Itu semua wewenang Allah Subhanahu Wa Taala,” tegas Ustadz.
Maka perlu keramahan dalam mengajak atau menasihati, tidak perlu ada kemarahan karena hidayah itu tidak dapat dipaksakan.
“Kita tidak masuk area tersebut. Area kita adalah hanya memberikan hidayah Irsyad Wal Bayan yakni pembimbingan dan penjelasan dengan tanpa adanya kemarahan,” pungkas Ustadz.***