Saturday, 20 April 2024
HomeBeritaIngat! Swab PCR Tidak Disarankan Setelah Isoman

Ingat! Swab PCR Tidak Disarankan Setelah Isoman

Bogordaily.net – Swab saat ini menjadi tes covid-19 dengan hasil terbaik. Bahkan di tengah PPKM, hasil tes covid-19 yang diterima untuk melakukan penerbangan dengan pesawat yakni swab .

Sebenarnya untuk tes covid-19 bisa juga menggunakan antigen ataupun . Namun, ketika seseorang positif swab antigen. Maka dibutuhkan pemeriksaan  menggunakan .

Ketika seseorang terkonfirmasi positif covid-19 dari tes barulah dilakukan perawatan baik isolasi mandiri (Isoman) ataupun di rumah sakit tergantung gejalanya.

Ternyata setelah melakukan isoman tidak dibutuhkan lagi untuk melakukan tes . Hal ini disampaikan oleh seorang dokter dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu dr. Samuel Pola Karta Sembiring.

Melalui akunnya, dr. Samuel menyebutkan bahwa tes swab setelah isoman tidak disarankan.

dr. Samuel juga menyebutkan bahwa pada prinsipnya tes ini merupakan alat terbaik untuk mendiagnosis covid-19.

sangat sensitif, sehingga mampu mendeteksi materi genetik virus SARS CoV2 yang masih aktif maupun yang sudah menjadi bangkai,” tulisnya dalam unggahan akun @doktersam.

dr. Samuel menyebutkan bahwa sebenarnya virus akan hidup di dalam tubuh tidak lebih dari 10 hari sejak gejala muncul atau rata-ratanya yaitu 7-9 hari.

“Namun pada beberapa kasus, virus ini bisa bertahan cukup lama (lebih 10 hari). Biasanya terjadi pada covid-19 derajat berat juga pasien dengan penyakit imunitas yang jelek (contohnya HIV),” tulisnya.

Dan ia pun menyebutkan bahwa tes setelah isolasi mandiri merupakan tindakan yang tidak efektif.

“Menurut CDC, PCR bisa saja masih positif setelah isoman bahkan hingga 3 bulan kemudian. Padahal sudah tidak menular lagi,” tulisnya.

Tetapi hal ini pengecualian pada kasus covid-19 yang berat atau kritis sehingga bisa dipertimbangkan untuk tes PCR ulang.

dr. Samuel menyebutkan kalau tetap memaksakan tes swab PCR ulang tidak banyak manfaatnya karena kalau pun hasilnya positif, maka tetap tidak mengubah keputusan status selesai isolasi oleh dokter

“Kerugian Biaya PCR yang tidak murah dapat memicu stres karena hasil masih positif. Padahal itu hanya menandakan sisa bangkai virus saja,” tulisnya.

dr. Samuel menjelaskan bahwa setelah melakukan isolasi mandiri pada gejala ringan dan sedang.

Maka risiko penularan dianggap sudah sangat minim karena hasil studi menyebutkan bahwa virus sudah tidak aktif lagi.

“Sebenarnya, tanpa harus PCR negatif, seseorang sudah layak kembali bekerja dengan syarat berikut:
Sudah menyelesaikan masa isolasi. Kondisi sudah dinilai dan dinyatakan layak bekerja kembali oleh dokter. Harus tetap patuh pada protokol kesehatan ketika kembali bekerja,” paparnya.

dr. Samuel mengakui bahwa permintaan PCR negatif sebelum karyawan masuk kembali setelah isolasi mandiri tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di negara lain juga.

Jadi dr. Samuel menyarankan karyawan bisa memberikan penjelasan kepada pihak kantor bahwa kondisi sudah layak secara medis untuk kembali bekerja atau menunjukkan surat keterangan selesai isolasi yang bisa didapatkan dari puskesmas atau klinik covid-19.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here