Monday, 6 May 2024
HomeBeritaPemerintah Minta Bantuan Ulama Untuk Tekan Mobilitas Warga saat Idul Adha

Pemerintah Minta Bantuan Ulama Untuk Tekan Mobilitas Warga saat Idul Adha

Bogordaily.net – Jelang perayaan Idul Adha 1442 Hijriyah, mengantisipasi lonjakan aktivitas dan mobilitas masyarakat. Salah satunya dengan meminta bantuan dari para .

Kantor Staf Presiden () menyelenggarakan acara silaturahmi dan dialog dengan terkemuka di Indonesia secara daring pada Kamis (15 Juli 2021) kemarin.

Kepala Staf Presiden Moeldoko pada kesempatan itu menegaskan bahwa tidak dapat bergerak sendiri dalam penanganan Covid-19.

Menurutnya, partisipasi masyarakat sangat diperlukan, termasuk para .

“Kita ingin menyampaikan bahwa pemerintah dalam menghadapi situasi pandemi ini tidak bisa sendirian, partisipasi seluruh elemen masyarakat sangat diperlukan. Oleh karena itu kami mengundang para tokoh agama untuk turut berpartisipasi dalam penanggulangan Covid-19,” kata Moeldoko dalam keterangannya seperti dikutip dari Sindonews, Jumat (16 Juli 2021).

Hadir pada kesempatan tersebut, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menkopolhukam Mahfud MD dan 10 dari penjuru Indonesia.

Adapun yang hadir, Habib Jindan bin Novel bin Salim Jindan, Prof Dr Azyumardi Azra, KH Ust Das'ad Latif, KH Ahmad Muwafiq, Nyai Badriyah Fayumi, KH Cholil Nafis, Ust Yusuf Mansur, Prof Dr Abdul Mu'ti, Gus Reza Ahmad Zahid, dan Prof Dr Masyitoh Chusnan.

Moeldoko menjelaskan, tujuan dari dialog ini adalah untuk menjalin komunikasi yang erat dan terbuka antara pemerintah sebagai umaro dengan untuk menumbuhkan sikap saling percaya satu dengan yang lain.

Pemerintah juga ingin mendapatkan input dari masyarakat, terkait untuk penanganan pandemi serta implementasi PPKM Darurat.

“Kita juga ingin mengajak para tokoh agama untuk membangun narasi publik yang positif dan konstruktif sebagai pembentuk opini publik dalam rangka meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kehendak masyarakat dalam menekan lonjakan kasus Covid-19,” katanya.

Di sisi lain untuk menekan lonjakan kasus Covid-19, Kementerian Agama telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 17/2021 tentang Peniadaan Sementara Peribadatan di Tempat Ibadah, Malam Takbiran, dan Shalat Idul Adha.

“Hal ini harus menjadi alarm bahaya bagi kita semua,” tegas Moeldoko.

Merespons hal itu, para yang hadir pada rapat itu menyatakan kesanggupannya untuk berpartisipasi dalam penanggulangan Covid-19, terutama menjelang perayaan Idul Adha.

“Pemerintah perlu menggandeng masyarakat dan tokoh lokal demi menghindari istilah seperti pembatasan masjid atau pembatasan ibadah yang menyulut gelombang penolakan,” ujar Pengasuh Pesantren Mahasina Bekasi, Nyai Badriyah Fayumi.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menambahkan perlunya narasi penyejuk yang memperlihatkan sensitifitas terhadap problem yang dihadapi masyarakat.

“Aparat jangan sampai di lapangan menjadi kurang sensitif dan imbauannya bermuatan kekerasan. Ini yang perlu kita antisipasi sedemikian rupa, jangan sampai ada kesan bahwa pemerintah berhadap-hadapan dengan umat Islam,” ujar Mu'ti.

Penceramah asal Yogyakarta, KH Ahmad Muwafiq menyatakan perlunya upaya pemerintah untuk menampung cara-cara yang dilakukan masyarakat lokal dalam menghadapi pandemi.

Guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Azyumardi Azra memberikan saran bahwa perlunya forum dialog yang juga mengikutsertakan pemuka dari lima agama lainnya.

Hal ini untuk menjamin inklusivitas bagi umat agama lain. Pandangan serupa disampaikan Ustaz Das'ad Latif dan Ustaz Yusuf Mansur.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here