Bogordaily.net – Hari Arafah adalah hari yang mulia saat datang pengampunam dosa dan pembebasan diri dari siksa neraka.
Pada hari itu, umat Islam yang tidak berhaji ke Tanah Suci disunahkan berpuasa yang dikenal dengan Puasa Arafah.
Rasulullah bersabda, yang artinya:
“Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim, no. 1162)
Puasa Arafah banyak keutamaannya, karena masuk dalam 10 hari awal Dzulhijjah di mana ini merupakan hari-hari yang dimuliakan oleh Allah, sehingga sangat dianjurkan memperbanyak amalan salah satunya dengan berpuasa.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad, “Tidak ada hari dimana suatu amal saleh lebih dicintai Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan di sepuluh hari ini (10 pertama Dzulhijjah).”
Para sahabat bertanya, “wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad fi sabilillah?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali (mati dan hartanya diambil musuh, pen).” (HR. Al Bukhari, Ahmad, Abu Daud, dan At Turmudzi)
Bagaimana niat puasa sunah pada bulan Dzulhijjahini. Seperti halnya puasa di bulan Ramadhan, puasa diniatkan pada malam hari.
Batasan waktu niat sampai masuk waktu imsak. Jadi selepas maghrib sudah bisa langsung berniat dalam hati untuk puasa besok.
Nah, jika belum sempat niat dan bangunnya pas usai imsak, bisa langsung berniat puasa sunah dengan catatan belum makan, minum atau mengerjakan hal-hal yang bisa membatalkan puasa.***