Bogordaily.net – Pemerintah pusat resmi menerapkan PPKM Darurat untuk mencegah penyebaran Covid-19 meluas yang mulai berlaku dari tanggal 3 Juli hingga 20 Juli 2021 untuk wilayah Jawa-Bali.
Melalui PPKM Darurat ini Pemerintah menargetkan kasus Covid-19 akan dapat turun 10.000 per hari.
Sementara itu, terkait kasus covid-19 hingga Kamis 1 Juli 2021 pasien yang dinyatakan positif bertambah 24.836 menjadi 2.203.108.
Pasien sembuh bertambah 9.874 menjadi 1.890.287 sedangkan pasien meninggal bertambah 504 menjadi 58.995.
Tercatat sebanyak 155.191 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 131.329
Diberlakukan PPKM darurat dengan keadaan tersebut, maka pusat perdagangan dan tempat perbelanjaan akan ditutup.
Sementara rumah makan hanya menyediakan layanan pesan/antar (delivery), fasilitas hiburan dan tempat umum ditutup, rumah ibadah juga untuk sementara menghentikan kegiatannya
Mantan Aktivis Pro Demokrasi, Teddy Wibisana menilai bahwa keputusan Pemerintah itu sudah sangat tepat. Pasalnya, lonjakan kasus covid yang begitu tinggi.
Maka menurut Teddy, upaya Pemerintah untuk menekan pandemi Covid-19 melalui pemberlakuan PPKM Darurat tersebut harus didukung.
“Mengingat lonjakan kasus covid-19 saat ini sangat tinggi, maka pemberlakuan PPKM Darurat tersebut sudah sangat tepat. Minimal ada Dua manfaat yakni dari segi medis dan ekonomi,” tutur Teddy kepada awak media, Kamis (1 Juni 2021).
Teddy mengungkapkan bahwa pemberlakuan PPKM Darurat akan menekan penyebaran virus karena dengan pembatasan itu, mobilitas masyarakat dari tempat satu ketempat lainya dapat diminimalisir.
Sedangkan dari sisi ekonomi, mantan Ketua Umum ALMISBAT tersebut meyakini bahwa pemberlakuan PPKM Darurat akan mampu memperbaiki perekonomian masyarakat dengan cepat.
Teddy mengingatkan, harus diakui bahwa dampak nyata dari pandemi Covid-19 selama ini adalah perekonomian masyarakat mengalami penurunan bahkan anjlok.
Banyak pengusaha dan juga pedagang mengalami kerugian bahkan tidak dapat beroperasi lagi.
“Kita bisa rasakan sendiri, pandem Covid-19 selama setahun lebih ini telah membuat perekonomian kita terpuruk. Tentu kita tidak mau berada dalam situasi seperti ini. Lebih baik kita sakit dan pahit selama 14 hari namun setelah itu perekonomian kita akan bangkit daripada kita terus-terusan dalam keadaan seperti ini,” tandasnya.
Memang PPKM Darurat bukan hal yang ringan. Selain konsistensi aparat keamanan maupun satgas covid dalam tugasnya.
Dalam penerapannya, peran serta masyarakat juga teramat penting untuk menentukan keberhasilan dari PPKM tersebut.
Selain itu Teddy juga mengingatkan agar selama dijalankanya PPKM Darurat. Pemerintah harus dapat mengiringinya dengan kebijakan yang solutif untuk masyarakat.
Kebijakan solutif ini terutama untuk mereka yang terhenti aktivitasnya dalam mencari nafkah.
“Jangan sampai PPKM yang kita harap akan menjadi solusi justru menimbulkan masalah,” tegas Teddy.***