Bogordaily.net – Viralnya di media sosial video seorang pria yang berptofesi sebagai guru honorer, diduga dalam keadaan mabuk menerobos penyekatan Check Point di Jl. A. Yani.
Sang guru Luki Zulkarnaen, angkat bicara mengklarifikasi jika dirinya dalam keadaan normal. Akan tetapi, ia mengaku jika temannya sedang di bawah pengaruh alkohol.
“Awalnya saya pergi ke arah karadenan berdua dengan teman yang punya usaha sabun, saya tidak mabuk, tapi temen saya memang minum alkohol. Alasan untuk menghangatkan badan,” ujar Guru Olahraga SMPN 3 Bogor kepada Bogordaily, Kamis 15 Juli 2021.
Luki menceritakan, mengetahui temennya menenggak alkohol, ia langsung mengambil alih kemudi untuk menyetir mobil. Saat melewati Jalan Ahmad Yani, menuju Jalan Jend Sudirman (Air Mancur) pada pukul 22:00 WIB, petugas melakukan penyekatan check point PPKM Darurat.
“Saat di check point, petugas membuka pembatas jalan untuk mobil Pemadam Kebakaran. Di saat itu, saya ikut masuk. Saya kira penyekatan check point PPKM Darurat sudah selesai,” jelasnya.
Luki Zulkarnaen menambahkan, saat dirinya sudah melewati penyekatan petugas gabungan menyangka ia kabur.
“Saya dikejar petugas. Saya berhenti mengikuti peritah petugas. Tidak melawan,” terangnya.
Lalu petugas dengan tegas menegur Luki seraya menanyakan, kenapa ia tidak tahu jika saat itu sedang dilakukan penyekatan check point.
Saat di periksa petugas gabungan penyekatan check point PPKM Darurat, di dalam mobil petugas mendapati minuman keras.
“Setelah kejadian itu, saya di bawa ke Polresta Bogor Kota, untuk di mintai keterangan. Sesampainya di Polresta Bogor Kota pada pukul 23:00 WIB, dites urin,” katanya.
“Hasilnya negatif narkoba dan saya langsung di serahkan ke bagaian polantas untuk di proses penilangan, karena kesalahan saya tidak mempunyai SIM,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 3 Bogor, Ajat sudrajat mengatakan, dirinya membenarkan Luki Zulkarnaen adalah guru Honorer, guru tidak tetap untuk guru olahraga di SMPN 3 Bogor. Luki Zulkarnaen masuk ke SMPN 3 Bogor sejak November 2019.
Selama terlibat dalam kegiatan pembelajaran Luki dinilai aktif. Tidak pernah didapati tanda-tanda prilaku menyimpang sebagai pendidik.
“Kalau di sekolah baik-baik saja, tidak ada masalah,” pungkasnya.***