Bogordaily.net – Tim hoki perempuan India berhasil melaju ke babak semifinal setelah kalahkan tim hoki perempuan Australia 1-0.
Namun di balik kemenangan tersebut, ternyata terdapat realitas menyayat hati di negara Taj Mahal itu. Kekerasan terhadap perempuan yang terus meningkat di sana.
Melansir dari National Crime Record Bureau, data pada tahun 2018 tercatat sebanyak 223.621 perempuan di Negara Bagian India yang menjadi korban kekerasan atau hilang.
Dari data publik yang sama ditemukan bahwa trend kekerasan terhadap perempuan di India terus mengalami peningkatan.
Misalnya pada tahun 2016 jumlahnya sebanyak 174.021 kasus. Sementara tahun 2017 sebanyak 188.382 kasus.
Selain itu, Negara Bagian Maharashtra menjadi penyumbang angka terbanyak dengan 33964 kasus pada tahun 2018.
Kemudian disusul West Bengal dengan 31299 kasus, lalu Madhya Pradesh 29761 di tahun yang sama.
Sedangkan kasus kriminal yang tercatat di National Crime Record Bureau India pada tahun 2019, sebanyak 30,9 % kasus berasal dari kekerasan rumah tangga.
Diperkirakan angka dari kasus yang dilaporkan masih dibawah kenyataan di lapangan. Pasalnya, tidak semua perempuan di sana memiliki akses ke kepolisian.
Semakin meningkatnya angka kekerasan terhadap perempuan erat kaitannya dengan budaya yang melingkupinya.
Telah umum diketahui, untuk kawasan Asia Selatan termasuk India merupakan kawasan yang masih sangat kuat budaya patriarkinya.
Budaya lain yang menyuburkan tindak kekerasan terhadap perempuan adalah budaya dowry atau maskawin.
Tidak seperti di Indonesia yang maskawinnya dibebankan ke pihak laki-laki, di India yang berkewajiban memberikan mas kawin adalah pihak perempuan.
Meskipun melalui kebijakan Pemerintah India pada tahun 1961 budaya dowry telah dianggap ilegal, namun dalam prakteknya masih subur.
Kebijakan lain yang diambil oleh Pemerintah India untuk menyelamatkan penduduk perempuannya adalah dengan menerapkan larangan melakukan Ultrasonografi (USG).
Kebijakan ini dibuat untuk mengurangi orang tua atau ibu hamil yang menggugurkan calon anak perempuannya.
Di India, pasangan suami-istri yang memiliki anak perempuan dianggap ketiban sial atau tidak beruntung.
Realita itu seperti berbanding terbalik dengan prestasi membanggakan dari cabang olahraga (cabor) hoki perempuan di perhelatan Olimpiade Tokyo 2020.***