Bogordaily.net – Kalau ada orang yang biasa gajian bulanan, ketika akhir bulan sudah deg- degan. Biasanya karena apa? Karena lihat nominal uang yang tersisa bukan.
Sisa uang yang ada rasanya tidak mungkin bisa menutupi kebutuhan sehari-hari untuk sepekan akhir.
Kalau ada orang yang uring uringan ketika mengalami musibah, ditipu, kehilangan, kecopetan, kemalingan biasanya karena lihat nominal.
Tidak salah lagi tentu karena lihat nominal. Kalau kehilangan cuma lima ratus rupiah atau gopek pasti tidak sepanik bila kehilangan jutaan.
Rupanya nominal itulah sudah berhasil membuat pusing dan mengobok obok perasaan, hingga jadi tidak karuan.
Standar ukuran pekerjaan yang bagus pun biasanya juga lihat nominal. Gaji besar merasa sudah tenang.
Menganggap kebutuhan akan bisa tertutupi dengan uang yang banyak, tapi jika kecil was was selalu menghantui.
Selama ini ternyata ‘nominal' juga jadi biang kerok pupusnya keyakinan terhadap rezeki Allah.
Padahal rezeki Allah itu bukanlah nominal uang. Melainkan tercukupinya segala kebutuhan. Bukan tercukupi segala keinginan.
Buktinya betapa banyak kebutuhan terpenuhi dengan nominal yang sedikit. Berapa banyak nominal yang banyak tapi tidak pernah mencukupi.
Matematika Allah tak akan pernah sama dengan matematika manusia. Perhitungan Allah tak kan bisa dijangkau oleh perhitungan manusia.
Sejatinya rezeki terbesar bagi seorang hamba adalah nikmat iman dan Islam yang tidak akan bisa ditukarkan dengan dunia beserta isinya.
Karena nikmat itulah yang menjadi penentu kebahagiaan yang abadi selamanya.
Semoga kita termasuk orang yang tak tertipu oleh ‘si nominal'.***