Wednesday, 9 April 2025
HomeBeritaUstadz Abdul Somad Berikan Pandangan Tentang Pernyataan Uki Eks Noah

Ustadz Abdul Somad Berikan Pandangan Tentang Pernyataan Uki Eks Noah

Bogordaily.net – Belum lama ini, Uki eks Noah memberikan pernyataan jika itu haram dalam video yang diunggah di YouTube Belajar Sunnah. Uki rupanya memiliki alasan tersendiri kenapa memberikan pernyataan itu.

“Terus kalau saya bilang dengan uang ini saya bisa sedekah banyak, tapi kita melakukan yang haram, enggak bisa. Jadi untuk dari segi musiknya karena ketika itu kalian enggak lakukan otomatis kalian tuh menutup pintu khamar, pintu rokok juga, terus bercampur dengan wanita. Jadi, dengan menutupnya pintu dan industri , kalian itu menutup banyak hal yang sifatnya mudarat,” katanya.

“Mungkin kalian enggak menyadari, oh mungkin hanya ngedengerin saja, kalau sejuta orang berpikir seperti itu, otomatis mansor akan masuk, orang penjual khamar juga akan masuk dan memang yang menjadi tampilan pertamanya di kafe, oke kita sering main di kafe di Medan yang ditampilkan di depan Billboard itu musisinya bukan hayuk malam ini kita minum khamar bareng-bareng dengan para-para wanita yang bisa datang ke tempat itu gratis. Tapi musisi yang akan dikedepankan menjadi pintu pembuka maksiat itu sendiri,” sambungnya.

Menanggapi pernyataan tersebut, Ustadz Abdul Somad akhirnya angkat bicara dan berbagi pandangannya soal di mata Islam.

“Apa hukum alat ? Kata Syekh Yusuf al-Qaradawi, kata dia tidak haram, dikajiannya. Jangan burukan saya, Abdul Somad menghalalkan gitar. Alat itu sama seperti pisau, jika dipakai memotong tangan putus, tapi kalau dipakai untuk memotong kurban dapat pahala,” kata UAS, biasa ia disapa.

UAS lalu menyebut salah satu hadist yang menyebut itu haram.

“Hadist tentang musik itu, dilihat dulu musiknya. Kalau baik maka boleh, kalau syairnya nggak baik, maka nggak boleh. Contoh yang baik lagu Opick, Tombo Ati. Lagu Maher Zain. Tapi kalau sudah Cinta Satu Malam, Kucing Garong, Keong Racun, itu tak ada,” jelasnya.

“Itu kan lagu ditulis berdasarkan pengalaman pribadi, itu saya tonton di stand up comedy. Kata dia, semua lagu ditulis berdasarkan pengalaman pribadi, contohnya Gesang, ketika menulis Bengawan Solo itu memang sedang di situ, dia tengok Bengawan Solo. Nah, Cinta Satu Malam, di mana itu dia nulis? Kalau sedang zina, atau nikah kontrak satu malam,” tuturny panjang lebar.

UAS kemudian menyarankan agar masyarakat bisa lebih pilah-pilih dalam mendengarkan musik.

“Makanya pilih lagu-lagu. Kesimpulannya, musik seperti cakap, kalau maknanya baik mengajak berjihad, nutup aurat, mengajak ketenangan hati, mengingat mati itu baik. Tapi kalau mengajak berzina, ada musik yang mengajak orang mati, itu sudah dilarang tapi disebarkan di YouTube. Kalau mau cari fiqh musik, nama pengarangnya Syekh Yusuf al-Qaradawi,” bebernya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here