Bogordaily.net – Pandemi Covid-19 memberikan perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu perubahan yang perlu diperhatikan adalah perubahan pola tidur yang berakibat pada gangguan tidur.
Menurut Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial RS.dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor, dr.Lahargo Kembaren, SpKJ, gangguan tidur berdampak tidak baik bagi kondisi fisik karena dapat menurunkan imunitas tubuh.
Gangguan tidur juga berdampak bagi kondisi psikologis karena dapat memicu munculnya stres, cemas dan depresi.
“Gangguan tidur saat Pandemi Covid-19 dapat mengenai siapa saja, anak, remaja, dewasa dan lanjut usia,” kata dr.Lahargo Kembaren, dilansir dari Republika.
Berikut beberapa penyebab Gangguan Tidur selama pandemi:
<• Rasa cemas dan khawatir berlebihan
Kecemasan terhadap virus corona dan kekhawatiran ada anggota keluarga yang terkena membuat tubuh tegang dan dapat menyebabkan gangguan tidur.
Demikian juga dengan kecemasan akan kurangnya atau hilangnya penghasilan/ pekerjaan.
Ketidakpastian kapan wabah ini selesai, angka konfirmasi positif, angka kematian yang meningkat juga menyebabkan kondisi cemas dan khawatir yang berujung pada gangguan tidur.
<• Disrupsi atau perubahan rutinitas kehidupan sehari-hari
Kondisi saat ini yang menyebabkan perubahan rutinitas sehari hari, seperti working/study from home, jaga jarak fisik dan sosial membuat seseorang harus menyesuaikan diri, dan ini tidak mudah dilakukan.
Menurut psikiater tersebut, lebih banyak di rumah membuat irama sirkardian tubuh juga terganggu karena kurang terpapar dengan cahaya alami. Hal ini mengakibatkan siklus tidur dan bangun menjadi terganggu.
“Pada mereka yang tidak bekerja, dapat terjadi ‘oversleep’ pada pagi hari karena merasa tidak perlu terburu buru dan ini menyebabkan gangguan tidur pada malam harinya,” kata dr. Lahargo.
<• Screen Time yang berlebihan
Penggunaan handphone untuk mengerjakan aktivitas sehari-hari, media sosial, dan melihat berita, menjadi bertambah pada saat ini.
Pertemuan online Zoom yang banyak, banyaknya menonton acara televisi kabel atau pun drama korea, dan lebih banyak melihat layar monitor komputer menyebabkan “Screen Time” yang berlebihan.
“Hal ini menyebabkan otak selalu aktif, ‘blue light’ dari layar menekan produksi melatonin (hormon tidur) dan tidur pun terganggu,” jelas dr. Lahargo.
<• Stres dalam keluarga, sekolah, kerja
Bekerja dan belajar dari rumah seringkali tidak membuat keadaan menjadi lebih santai.
Banyaknya tugas yang harus diselesaikan dari rumah, pekerjaan rumah yang harus dibereskan, konflik dan masalah di rumah, sekolah, dan pekerjaan, dapat memicu stres yang menyebabkan gangguan tidur.
<• Depresi dan rasa terisolasi
Depresi ditandai dengan kehilangan berbagai hal yang kita cintai, bisa keluarga, teman, pekerjaan, hobi, perkumpulan, uang, dll. Rasa terisolasi akibat pandemi ini dan harus selalu di rumah dapat juga memicu munculnya gangguan tidur.***