Bogordaily.net – Para ahli medis berusaha menentukan kapan waktu aman bagi mereka untuk menjalani operasi elektif yakni operasi yang terencana.
Kekhawatiran dokter saat ini bukan saja adanya komplikasi pernapasan dari anestesi.
Dokter terus mempelajari implikasi Covid-19 untuk operasi mengingat penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 itu dapat memengaruhi banyak organ dan sistem tubuh.
Sebuah studi dalam jurnal Anesthesia membandingkan tingkat kematian dalam 30 hari setelah operasi pada pasien yang memiliki infeksi Covid-19 dan pada mereka yang tidak.
Studi tersebut mengungkap bahwa menunggu selama setidaknya tujuh minggu setelah infeksi Covid-19. Sebelum menjalani operasi dapat mengurangi risiko kematian.
Hal ini dibandingkan orang yang tidak terinfeksi. Penelitian itu menyarankan pasien dengan gejala Covid-19 yang berkepanjangan harus menunggu lebih lama.
Hanya saja, panduan semacam itu mungkin terbatas penggunaannya dengan virus yang efeknya pada tiap pasien sangat tidak dapat diprediksi.
“Kita tahu bahwa Covid-19 memiliki efek yang bertahan lama, bahkan pada orang yang memiliki penyakit yang relatif ringan,” kata Prof. Dr. Don Goldmann dari Harvard Medical School sekaligus kepala ilmiah emeritus di Institute for Healthcare Improvement, dilansir dari NBC.
“Kami tidak tahu mengapa demikian. Tetapi masuk akal untuk berasumsi, ketika kita memutuskan berapa lama pasien harus menunggu sebelum menjalani operasi elektif, mengingat pernapasannya atau sistem lain mungkin masih terpengaruh,” kata Goldmann.
Studi yang diterbitkan pada bulan Maret lalu meneliti tingkat kematian 30 hari pasca operasi lebih dari 140 ribu pasien di 116 negara yang menjalani operasi elektif atau darurat pada bulan Oktober.
Para peneliti menemukan bahwa pasien yang menjalani operasi dalam waktu dua minggu setelah diagnosis Covid-19 mereka memiliki tingkat kematian yang disesuaikan 4,1 persen pada 30 hari.
Angka tersebut menurun menjadi 3,9 persen pada mereka yang didiagnosis tiga hingga empat minggu sebelum operasi.
Angkanya turun lagi menjadi 3,6 persen pada mereka yang menjalani operasi lima hingga enam pekan setelah diagnosis mereka.
Pasien yang operasinya terjadi setidaknya tujuh pekan setelah diagnosis Covid-19 memiliki tingkat kematian 1,5 persen.
Namun, bahkan setelah tujuh minggu, pasien yang masih memiliki gejala Covid-19 dua kali lebih mungkin meninggal setelah operasi, daripada orang yang gejalanya telah sirna atau yang tidak pernah memiliki gejala.***