Bogordaily.net – Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (MenKopUKM) Teten MasdukiĀ mendukung pasar tanaman hias yang disebutkan sebagai salah satu opsi pemulihan ekonomi masyarakat.
MenKopUKM menyatakan hal tersebut Saat berkunjung ke pasar tanaman hias yang berlokasi di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Menurut MenKopUKM ini dikerenakan menggandeng sekitar 1.000 petani yang terdampak pandemi Covid-19.
“Tanaman hias memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Pasalnya, global market value (potensi pasar) tanaman hias mencapai nilai Rp3.000 triliun, lebih tinggi dibandingkan kopi dan teh. Namun, Indonesia baru memenuhi ceruk pasar dunia sebesar 0,01 persen,” kata MenKopUKM dalam rilis, Rabu (20 Oktober 2021).
Ia mengapresiasi Minaqu Indonesia sebagai pengelola pasar tanaman hias terbesar di Asia Tenggara itu karena telah mengangkat potensi ekonomi di Jawa Barat.
Pasar tanaman hias itu telah bermitra dengan empat koperasi. Bahkan beberapa waktu lalu, Minaqu juga meluncurkan program kemitraan Petani Tanaman Hias Mitra Binaan CV Minaqu Indonesia bersama Bank Jabar Banten (BJB).
“Kalau sudah ada koperasi, para petani dapat fokus untuk berproduksi di lahan yang juga dikonsolidasikan menjadi skala ekonomi,” kata Teten.
Menurut Teten, koperasi yang berperan sebagai penampung atau aggregator juga dapat menjadi penjamin komoditas hasil hutan kelompok tani hutan atau offtaker pertama.
Koperasi kemudian juga bisa melakukan pengolahan hasil panen yang berhadapan dengan pembeli sehingga harga tidak dipermainkan pihak ketiga.
“Koperasi sebagai badan usaha yang berbadan hukum juga dapat melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari akses terhadap sumber-sumber pembiayaan dan kerja sama dengan perguruan tinggi untuk teknologi tepat guna, sampai pada hilirisasi produk baik secara offline dan online,” jelas Teten.
Menurut MenKopUKM, pasar tanaman hias tersebut telah menciptakan sebuah ekosistem terintegrasi dari hulu hingga hilir.***