BogorDaily.net – Virus covid-19 varian delta terus bermutasi seiring penularan yang tak kunjung berhenti. Kini, virus covid-19 varian delta AY.4.2 atau varian delta plus tengah menyebar secara masif, berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebanyak varian tersebut telah terdeteksi di 42 negara  salah satunya adalah negara jiran Malaysia.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pun turut merespon hal ini. Ia mengatakan hingga saat ini varian delta plus belum terdeteksi di Indonesia. Kesimpulan itu diperoleh dari hasil genome sequencing terhadap 1500-1800 sampel setiap bulannya.
Walau begitu, pemerintah tetap menanggapi masalah ini dengan penuh kewaspadaan, salah satunya dengan meningkatkan pengawasan di pintu masuk negara. Ia mengingatkan, setiap hari ada banyak warga negara Malaysia yang pergi ke Indonesia atau sebaliknya warga Indonesia pergi ke Malaysia.
“Perbatasan-perbatasan kita dijaga apalagi ini sudah Malaysia banyak orang Indonesia pulang pergi dari Malaysia baik darat, laut dan udara. Ini nanti kita tingkatkan penjagaannya agar kita bisa menahan masuknya potensi masuknya varian baru ini ke Indonesia,” kata Budi dalam konferensi pers terkait Hasil Rapat Terbatas Evaluasi PPKM, Senin (8/11/2021)
Lebih Berbahaya dari Delta
Media Inggris Reuters melaporkan, Inggris mencatat 49.156 kasus covid-19 per hari pada Oktober 2021 lalu. Itu adalah rekor tertinggi sejak Juli 2021 dan varian Delta AY.4.2 inilah biang keroknya. Kini varian itu menjadi varian dominan di Inggris dan berdasarkan data WHO telah menyebar ke 42 negara di antaranya India, Israel, Amerika Serikat, Rusia, dan Singapura.
Eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama sebagaimana diberitakan DetikHealth mengatakan varian ini memang lebih menular 10-15 persen dibanding varian delta B.1617.2 yang mengakibatkan lonjakan kasus covid-19 di Indonesia pada awal tahun lalu.
Walau begitu, Prof Tjandra menegaskan data penelitian terkait varian AY.4.2 ini masih sangat awal. Ilmuwan masih terus mengumpulkan bukti ilmiah mengenai sifat dari virus ini. ***