Bogordaily.net – Kawasan Depok Lama yang masuk dalam wilayah Provinsi Jawa Barat, memiliki sejarah pemukiman Belanda. Orang-orang yang bermukim di sana lalu disebut Belanda Depok.
Berawal dari juragan Belanda yang memiliki budak, saat itu tercatat 12 marga ‘Belanda Depok’ yang lahir di kawasan itu: Bacas, Isak, Jonathans, Jacob, Joseph, Loen, Laurens, Leander, Tholens, Soedira, Samuel, Zadokh.
Duta Besar Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns pada Kamis 11 November 2021, telah mengunjungi kawasan Depok Lama untuk melakukan penjajakan pengembangan kawasan tersebut sebagai daerah cagar budaya dan wisata sejarah.
“Saya senang sekali bertemu dengan Wali Kota Depok dan dari Universitas Indonesia (UI), serta generasi ke-10 Cornelies Chastelein yang berada di Depok Lama,” kata Lambert Grijns ketika mengunjungi kawasan Depok Lama di Depok, seperti yang dikutip dari ANTARA.
Ia juga memaparkan saat ini di Kota Den Haag, Belanda, sedang diselenggarakan pameran tentang Depok, dan buku-buku orang Belanda Depok, yang bertujuan membawa turis Belanda ke Depok.
Namun, kunjungan ini belum membahas secara mendetail mengenai kemungkinan adanya pemberian bantuan dana untuk restorasi kawasan Depok Lama.
Semantara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Pariwisata Kota Depok, Dadan Rustandi mengatakan pengembangan kawasan bersejarah Depok Lama masih dalam penjajakan dengan Belanda.
Saat ini, kata dia, Pemerintah Kota Depok terus melakukan komunikasi dengan Universitas Indonesia dan Kedutaan Belanda.
Dadan mengatakan berbagai kajian penelitian sedang dilakukan untuk menjadikan kawasan bersejarah Depok Lama sebagai cagar budaya dan bisa menjadi wisata sejarah.
Sejarah Belanda di Depok
Tuan tanah asal Belanda yang juga mantan petinggi VOC, Cornelis Chastelein, memiliki budak belian untuk mengurus rumahnya di kawasan Depok Lama.
Chastelein mempekerjakan sekitar seratusan pekerja. Mereka didatangkan dari Bali, Makassar, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Jawa, Pulau Rote serta Filipina.
Pada 28 Juni 1714 ia meninggal dunia. Budak-budaknya lalu ia merdekakan.
18 tahun mereka mengabdi selama Chastelein masih hidup. ‘Anak-anak angkat’ Chastelein itu bekerja sebagai petani, tukang kebun hingga pedagang kopi.
Para budak yang dimerdekakan Chastelein menyandang rerupa marga. Tercatat sebanyak 12: Bacas, Isak, Jonathans, Jacob, Joseph, Loen, Laurens, Leander, Tholens, Soedira, Samuel, Zadokh.
Sekelompok orang pribumi Kristen Protestan ini jadi pertama di Asia. Dikenal luas sebagai orang ‘Belanda Depok’.