Saturday, 23 November 2024
HomeNasionalDuduk Perkara Tewasnya Anggota Menwa UPNVJ Saat Pembaretan

Duduk Perkara Tewasnya Anggota Menwa UPNVJ Saat Pembaretan

Bogordaily.net – Mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) bernama Fauziyah Nabilah, mahasiswi prodi D3 Fisioterapi tewas dalam kegiatan pembaretan Resimen Mahasiswa (Menwa) pada September 2021 lalu. Fauziyah diduga meninggal akibat kelelahan saat mengikuti long march 10-15 kilometer.

“Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang tergabung dalam Menwa Jayakarta. Almarhum meninggal saat perjalanan menuju RSUD Ciawi,” kata ujar negosiator Aliansi UPNVJ Bergerak, Ivanno Julius, kepada wartawan, Selasa 30 November 2021.

Kronologi Tewasnya Anggota Menwa UPNVJ

Tewasnya Fauziyah tentu menjadi pukulan telak bagi keluarga. Pihak keluarga tidak menyangka hal itu sebab Fauziyah pun tidak memiliki penyakit bawaan.

Adapun acara pembaretan itu merupakan kegiatan gabungan Menwa Jayakarta. Dalam kegiatan itu, Fauziyah berada di baris paling belakang.

Di tengah perjalanan, sekitar pukul 12 siang, Fauziyah sempat mengaku keram dan meminta istirahat. Di tengah perjalanan antara pos 1 dan pos 2, Fauziyah kembali mengeluh sakit dan bodohnya, oleh panitia penyelenggara Fauziyah malah dikira kesurupan sehingga penanganan kesehatan dikesampingkan.

Bukannya segera dibawa ke rumah sakit, Fauziyah malah dibawa ke masjid untuk diobati. Sekian waktu tak mendapatkan penanganan yang benar, Fauziyah akhirnya kejang-kejang dan baru dilarikan ke rumah sakit.

Kejang itu terjadi sekitar pukul 5 sore, ada jeda waktu setidaknya 3 jam sejak Fauziyah mengeluh sakit untuk yang kedua kali.

“Jadi sempat dibawa ke masjid untuk diobati. Sampai di sana, ada jeda waktu. Setelah itu almarhum kejang-kejang. Mungkin mereka panik, akhirnya dibawa ke rumah sakit, dan sampai sekitar pukul lima atau enam,” kata Delvinalis, paman Fauziyah dikutip dari LPM Aspirasi.

Pihak keluarga berusaha mencari tahu apakah ada jejak-jejak kekerasan dialami Fauziyah sebelum kematiannya. Hasilnya, tidak ditemukan.

Sejauh ini, dugaan terkuat kematian Fauziyah disebabkan oleh kelelahan. Karenanya, Delvinalis mempertanyakan pengawasan oleh panitia penyelenggara, terlebih dalam video dari rekan Fauziyah, tampak keponakannya itu memang sudah kelelahan dan memaksakan diri.

“Ketika memang ada kendala-kendala seperti kaki yang kram, itu kan bisa menimbulkan macam-macam. Menunjukkan jantung lemah. Menunjukkan heat stroke serangan panas karena saat itu panas,” tambah Delvinalis.

Demo Mahasiswa

Atas kejadian itu, mahasiswa UPN Veteran Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di rektorat kampus.

Ada 5 tuntutan yang disampaikan. Pertama, mereka menuntut adanya kronologi rinci kematian Fauziyah.

Kedua, menuntut tanggung jawab kelembagaan dari Menwa; Ketiga, mempertanyakan rektorat memberi izin kegiatan offline kepada Menwa; keempat, menuntut rektorat membubarkan resimen mahasiswa; kelima, mengutuk keras kejadian tersebut.

Wakil Ketua Majelis Permuswaratan Mahasiswa UPNVJ Ivano Julius mempertanyakan nihilnya jaminan hak kesehatan bagi mahasiswa yang mengikuti pembaretan.

Dia pun menilai tangan rektorat UPNVJ juga ikut berlumuran darah dalam kejadian ini. Pasalnya, rektorat melarang semua organisasi mahasiswa menggelar kegiatan offline, tapi justru memberikan izin kepada Menwa dan berujung kejadian ini.

“Dan adanya maladministrasi dilakukan pihak rektorat bahwa setiap ornawa tidak boleh melakukan kegiatan offline. Tapi kenapa rektorat mengizinkan adanya kegiatan diksar dari menwa ini,” kata Ivano.

Bentuk Komdis

Rektor Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) Erna Hernawati mengaku sudah bergerak menangani kasus ini. Pihaknya sudah membentuk komisi disiplin dan mendelegasikan tugas kepada Wakil Rektor Bidang III untuk menyelidiki kasus ini.

“Insiden ini sudah ditangani dari awal kejadian oleh tim Wakil Rektor Bidang III, dengan berkomunikasi langsung dengan keluarga dan kemudian diterbitkan SK Tim Komisi Disiplin, terkait pelanggaran pengurus yang melaksanakan kegiatan tanpa izin dari Wakil Rektor Bidang III,” ujar Erna dikutip oleh Tirto pada 30 November 2021.

Meskipun begitu, dia mengaku tim masih bekerja mengumpulkan informasi.

“Tim Komdis masih mengumpulkan data-data. Segera setelah selesai, mereka akan merekomendasikan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku,” katanya.

 

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here