Friday, 26 April 2024
HomeKota BogorBRIN Jelaskan Pengaruh Cahaya Malam Buatan Terhadap Keberlangsungan Ekosistem di Kebun Raya...

BRIN Jelaskan Pengaruh Cahaya Malam Buatan Terhadap Keberlangsungan Ekosistem di Kebun Raya Bogor

Bogordaily.net – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memaparkan status penelitiannya terkait ekofisiologi di kawasan Kebun Raya Bogor (KRB) melalui Sapa Media secara daring, Jumat 31 Desember 2021.

Terdapat tiga penelitian yang sedang dikerjakan BRIN, dan ketiganya bertujuan untuk mengetahui pengaruh akibat aktivitas yang dilakukan manusia terhadap tumbuhan atau hewan di KRB.

Plt. Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi, Yan Rianto mengatakan, kegiatan kajian dan penelitian ini menjadi bagian penting untuk mendapatkan data yang valid terkait dampak yang diterima oleh tumbuhan dan hewan di KRB.

Data ini nantinya akan dijadikan sebagai acuan nasional, khususnya bagi seluruh pengelola kebun raya di Indonesia.

“Kita membutuhkan data empiris di lapangan, bukan cuma perkiraan melainkan data yang dihasilkan dari pengukuran atau pengamatan, observasi yang tepat, dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” tutur Yan.

Untuk itulah, BRIN melakukan kegiatan penelitian untuk mengetahui dampak yang diterima ekosistem akibat aktivitas manusia khususnya penggunaan .

Hal ini sejalan dengan salah satu fungsi kebun raya yakni sebagai sarana penelitian. Penelitian dilakukan lintas bidang, dua di antaranya adalah bidang hayati dan teknik.

Senada dengan Yan Rianto, Plt. Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati, Iman Hidayat mengatakan, BRIN sebagai lembaga penelitian mempunyai kewajiban menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat terkait dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem di KRB secara ilmiah.

“Hal-hal itu perlu dikaji secara mendalam, secara ilmiah, supaya kita bisa bertanggung jawab menyampaikan informasi kepada masyarakat berdasarkan data bukan berdasarkan perkiraan,” kata Iman.

Hasil kajian dari penelitian ini dikatakan Iman, bisa dijadikan basis data untuk mengambil kebijakan pengelolaan kebun raya atau taman wisata di seluruh Indonesia, khususnya yang terkait dengan penggunaan cahaya di malam hari.

Hal ini untuk mengurangi bahkan meniadakan kerusakan ekosistem karena pengaruh aktivitas manusia.

Plt. Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Sukma Surya Kusuma, mengatakan, hingga saat ini telah dilakukan pengamatan dan pengukuran terhadap obyek penelitian.

“Data pengamatan T0 (kondisi normal) sedang dalam tahap pengukuran menggunakan GcMS dan ion beam analisis, pengamatan visual dari kondisi T0 sampai saat ini belum ada perubahan secara visual pada daun yang diamati,” kata Sukma.

Salah satu penelitian yang dilakukan dan masih akan terus berjalan adalah Analisis Pengaruh Cahaya Malam Buatan (Artificial Light at Night/) pada Fungsi-Fungsi Ekofisiologi Beberapa Jenis Tumbuhan Tropis Kebun Raya Bogor.

Penelitian ini dilatarbelakangi pada sebuah teori bahwa, cahaya mempunyai peran penting terhadap proses fisiologi dan ekologi pada tumbuhan.

Peneliti dari Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Yayan Wahyu Candra Kusuma mengatakan, panjang gelombang cahaya yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis pada kisaran 400 – 700 nm.

“Panjang gelombang yang terlalu lemah, dapat menyebabkan proses fotosintesis tidak dapat bekerja secara efisien, sehingga memunculkan gejala etiolasi,” kata Yayan.

“Sedangkan kelebihan cahaya akan menyebabkan fotoinhibisi, menyebabkan kerusakan organ fotosintesis yang membuat tumbuhan kehilangan kapasitas untuk melakukan fotosintesis,” tambahnya.

Berdasarkan latar belakang itulah, penelitian pengaruh terhadap fungsi ekofisiologi tumbuhan dilakukan.

“Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pada fungsi ekofisiologi beberapa jenis tumbuhan tropis,” jelas Yayan.

“Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui pengaruh spektrum atau panjang gelombang terhadap fungsi ekofisiologi tumbuhan tropis dan untuk mengetahui intensitas radiasi terhadap fungsi-fungsi ekofisiologi tumbuhan tropis,” sambungnya.

Penelitian lain yang dilakukan periset BRIN adalah Pemodelan Spasial Dampak Cahaya Malam Buatan Terhadap Kesehatan Tumbuhan Menggunakan Unmanned Aerial Vehicle dan Pembelajaran Mesin (Studi Kasus Kebun Raya Bogor).

Penelitian ini akan melengkapi hasil penelitian pertama dalam mengukur pengaruh aktivitas manusia, terhadap ekosistem di Kebun Raya Bogor.

Peneliti Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Didit Okta Pribadi mengatakan, terdapat beberapa tujuan penelitian ini yakni, mengidentifikasi area dan tumbuhan yang terpapar cahaya malam buatan baik dari dalam maupun luar kawasan Kebun Raya Bogor.

“Tujuan berikutnya adalah menganalisis dampak cahaya malam buatan terhadap kandungan klorofil dan nitrogen pada daun tumbuhan yang terpapar dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dampak cahaya malam buatan terhadap tumbuhan,” kata Didit.

Selain itu, ia menambahkan, penelitian ini juga bertujuan membangun model spasial kerentanan tumbuhan terhadap cahaya malam buatan. Penelitian ini dilakukan mulai Desember 2021 dan diharapkan rampung pada Desember 2022.

Studi Pengaruh terhadap Komunitas dan Populasi Serangga di Lingkungan Kebun Raya Bogor juga dilakukan periset BRIN.

Pengaruh Cahaya Malam Buatan
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian terkait ekofisiologi di kawasan Kebun Raya Bogor (KRB), Jumat 31 Desember 2021. (Istimewa/Bogordaily.net)

Penelitian ini dilakukan mengingat kebun raya secara ekologi penting sebagai pusat konservasi tumbuhan dan hewan.

Kawasan kebun raya mempunyai peran dalam menyeimbangkan ekosistem di dalam maupun di sekitarnya.

Selain itu, penelitian ini juga dilatarbelakangi bahwa pengelola KRB harus memastikan terlindunginya keanekaragaman hayati serta jasa lingkungan.

Peneliti Pusat Riset Biologi, Encilia mengatakan, tujuan penelitian ini antara lain menganalisis keanekaragaman (komparasi) jenis dari serangga nokturnal di sekitar dan tanpa .

Tujuan berikutnya adalah untuk pemantauan dinamika perubahan komposisi, keanekaragaman serangga hama (rayap), dan predator terhadap .

“Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh ALAN baik spektrum, intensitas, dan waktu paparan terhadap keanekaragaman dan komunitas serangga,” ujar Encillia.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here