Thursday, 16 May 2024
HomeBeritaKenali 'Broken Heart Syndrome', Sakit Jantung Karena Stres

Kenali ‘Broken Heart Syndrome’, Sakit Jantung Karena Stres

Bogordaily.net–Penyakit henti jantung yang dialami putri Nurul Arifin di usia muda, hingga meninggal dunia diduga karena stres dan kurang tidur.

“Mungkin karena kondisinya lagi drop dia tidak tidur, dia lagi ngurusin wisudanya bulan depan,” kata Mayong. Tak hanya itu, Mayong menyebut sang putri diduga mengalami stres sehingga sulit tidur.

Menanggapi tentang henti jantung, spesialis jantung dari Siloam Hospital, dr Vito A Damay, SpJP(K) mengatakan penyebab henti jantung sebenarnya tidak bisa diketahui pasti tanpa pemeriksaan forensik.

Namun, pada usia di bawah 35 tahun, penyebab paling umum yakni gangguan struktur jantung seperti kardiomiopati dan aritmia.

“Aritmia jantung usia muda, seringkali memicu henti jantung. Tidak hanya ketika sedang aktivitas, tidak jarang terjadi justru ketika sedang tidur,” ujar dr Vito dilansir Detik.com, Selasa 25 Januari 2022.

Penyakit kardiomiopati atau kelainan otot dan fungsi jantung menurut dr Vito juga bisa menjadi dasar penyakit yang menyebabkan henti jantung mendadak di usia muda.

Sementara itu pada kesempatan lain, dr Vito menjelaskan stres dan rasa sedih mendalam memang secara medis terbukti memiliki hubungan dengan risiko kardiomiopati. Ia menjelaskan kondisi tersebut sebagai ‘' atau ‘Kardiomiopati Takotsubo'.

“Ketika dia (pasien) mengalami kesedihan tersebut, dia mengeluhkan sakit dada. Sakit dada ini ketika datang, dia seringkali memang menyerupai seperti orang serangan jantung. Ketika itulah mesti memeriksakan diri. Apa yang mesti diperiksakan sama seperti orang serangan jantung,” terang dr Vito dalam akun YouTube-nya (DRV CHANNEL).

Menurut dr Vito, orang dengan berisiko mengalami gangguan irama jantung. Akan tetapi di lain sisi, terdapat risiko kesembuhan yang tinggi. Dengan bantuan obat, kemampuan kerja jantung diharapkan bisa kembali seperti semula.

“Peluang kesembuhan cukup tinggi. Artinya bisa kembali seperti semula. Sebagian besar kembali lagi dengan bantuan obat-obatan dan ada juga yang sembuh sendiri. Namun dengan obat-obatan, mungkin kemampuan relaksasi jantung, memompa darah, bisa kembali terjaga kembali pulih,” jelasnya.

Lebih lanjut menurut dr Vito, ada hal yang dikhawatirkan, yakni gangguan irama jantung dan gagal jantung yang menetap.

“Tentu masih ada ancaman seperti itu. Obat-obatan membantu mengembalikan irama jantung dan menjaga performa pompa jantung supaya mudah-mudahan bisa seperti normal kembali,” ujarnya.***

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here