Sunday, 28 April 2024
HomeNasionalSuaminya Jadi Korban Kerangkeng Bupati Langkat, Wanita Ini Ungkap Fakta Mengejutkan

Suaminya Jadi Korban Kerangkeng Bupati Langkat, Wanita Ini Ungkap Fakta Mengejutkan

Bogordaily.net – Temuan di rumah non-aktif, Terbit Rencana Perangin Angin , belakangan menggegerkan publik. Hingga memunculkan wanita yang merupakan istri salah satu penghuni kerangkeng.

Menurut wanita bernama Hana tersebut, informasi yang beredar di media tentang adanya aktivitas kerja paksa atau perbudakan sama sekali tidak benar.

“(Kerja paksa) itu benar-benar tidak ada, karena saya satu kampung dengan Bapak . Tidak ada sama sekali kerja paksa,” ujar Hana, dilansir dari kompastv.

Ia menyebutnkerangkeng manusia di rumah sebagai panti rehabilitasi. Ia menambahkan  bahwa isu penghuni panti rehabilitasi tersebut hanya diberi makan dua kali sehari adalah informasi yang tidak benar.

Bahkan, Hana menyebut asupan gizi para penghuni panti rehabilitasi tersebut benar-benar diperhatikan.

“Yang diberitakan media seperti makan dua kali sehari itu benar-benar tidak ada. Menurut saya, makanan yang diberikan kepada penghuni panti rehabilitasi sangat layak,” ujarnya. “Gizi mereka benar-benar diperhatikan.”

Suami Hana sendiri disebut menjadi penghuni panti rehabilitasi tersebut selama sekitar tiga bulan. Menurut Hana, sang suami awalnya bekerja sebagai pedagang namun terlibat narkoba beberapa tahun lalu.

“Suami saya sendiri lagi ada di dalam. Suami saya kurang lebih jadi penghuni panti rehabilitasi selama tiga bulanan,” katanya.

Hana sendiri mengaku masih dapat menjaga komunikasi selama sang suami dibina di panti rehabilitasi. Penghuni panti rehabilitasi tersebut rupanya boleh dijenguk.

“Walaupun suami saya direhabilitasi, kami masih bisa komunikasi karena saya diperbolehkan berkunjung menjenguknya,” ungkapnya. “Tapi karena sekarang situasinya pandemi begini, jadi tidak bisa berkunjung.”

Meski demikian, Hana mengaku kurang tahu mengenai aktivitas sehari-hari para penghuni panti rehabilitasi tersebut. Namun ia menilai kabar adanya aktivitas perbudakan di tempat tersebut sama sekali tidak benar.

“Tapi menurut saya, tidak ada di sana aktivitas perbudakan. Saya pun terkejut melihat pemberitaan di media sosial karena berita itu tidak benar,” ucap Hana.

Lebih lanjut, Hana menjelaskan bahwa panti rehabilitasi yang didirikan tersebut sangat membantu masyarakat. Terlebih untuk warga Desa Raja Tengah.

“Karena sekarang ini peredaran narkoba sangat marak di tengah-tengah masyarakat, khususnya di desa kami,” tukasnya. “Tetapi setelah ada panti rehabilitasi, banyak masyarakat yang menggunakan narkoba kemudian oleh orang tuanya diserahkan untuk dibina.” ***

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here