Thursday, 25 April 2024
HomeBeritaTidak Seperti Delta, Omicron Hanya Sebabkan Gejala Ringan

Tidak Seperti Delta, Omicron Hanya Sebabkan Gejala Ringan

Bogordaily.net – Covid-19 terus memunculkan varian baru seolah tak ada habisnya. Saat di banyak negara sudah menggalakkan vaksinasi dan bahkan mulai beraktivitas normal, muncul lagi varian yang bernama . Namun, kabar terbaru mengatakan bahwa varian yang satu ini hanya akan menyebabkan gejala ringan dibanding varian Delta yang lebih dulu muncul.

Sebuah konsorsium peneliti dari Amerika dan Jepang baru-baru ini merilis hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mempengaruhi kondisi paru-paru secara berbeda.

Dikutip dari Medical Daily, merujuk percobaan pada tikus dan hamster, didapati fakta bahwa menyebabkan dampak yang tidak terlalu parah pada saluran pernapasan bagian atas dan bawah.

Peneliti menemukan fakta bahwa menghasilkan beban virus yang lebih rendah di hidung, tenggorokan, dan paru-paru, yang mengarah ke viral load dan replikasi yang lebih ringan dan pada akhirnya lebih sedikit kerusakan pada area itu.

Kepala penasihat medis Gedung Putih Dr. Anthony Fauci mengakui penelitian tersebut dan penelitian lain baru-baru ini.

Sebelumnya, pada pertengahan Desember lalu, sebuah studi dari University of Hong Kong menyampaikan temuan yang hampir serupa.

Menurut peneliti, berkembang biak sepuluh kali lebih lambat di jaringan paru-paru dan 70 kali lebih cepat di saluran udara daripada versi asli SARS-CoV-2.

Karena bereplikasi pada tingkat yang lebih lambat di paru-paru, maka ini dapat menjelaskan tingkat keparahan penyakit yang lebih rendah, dengan gejala ringan.

Temuan ini juga memvalidasi pengamatan para ahli medis sebelumnya di Afrika Selatan yang mencatat lebih sedikit rawat inap dan lebih sedikit kematian karena .

Gejala hanya Muncul Malam Hari

Sementara itu, seorang dokter di Inggris menyebut bahwa hanya akan menunjukkan gejala pada malam hari pada tubuh orang yang terjangkit.

Dr Amir Khan dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menyebutkan, di antara lima pasien Covid-19 yang terinfeksi varian , salah satunya mengalami gejala menonjol yang hanya muncul pada malam hari.

Namun, ini bukan pertama kalinya para ahli mengamati keringat berlebih di malam hari pada pasien Covid-19. Pada Desember lalu, sekelompok peneliti juga mencatat sebanyak 114 orang dari 212 peserta studi melaporkan, banyak berkeringat sementara 102 dari mereka melaporkan berkeringat pada malam hari saat memerangi virus.

Sementara itu, penelitian berbeda yang diterbitkan Rumah Sakit Guizhou University beberapa waktu lalu menunjukkan keringat malam bisa menjadi gejala pertama pneumonia Covid-19.

Namun, laporan ilmiah itu tidak didukung bukti yang luas sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendukung apa yang peneliti temukan.

Meski demikian, beberapa ahli medis sejak itu mengakui keringat malam sebagai salah satu gejala infeksi Covid-19.

“Ini penting, dan penting bagi kita untuk tetap waspada terhadap gejala-gejala ini. Jika kita ingin melacak dan melacaknya di seluruh dunia, kita harus bisa menguji orang-orang dengan gejala ini,” kata Dr. Khan seperti dikutip dari New York Post.

Dibandingkan dengan varian Delta, Omicron dikatakan hanya menyebabkan Covid-19 bergejala ringan seperti tenggorokan gatal, nyeri otot ringan, kelelahan ekstrem, batuk kering dan keringat malam.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here