Bogordaily.net – Peneliti senior, Netgrit Hadar Nafis Gumay menyoroti pemilihan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) oleh Komisi II DPR yang dilakukan secara tertutup. Menurutnya, pemilihan itu dianggap tidak transparan dan terkesan lebih besar nuansa politik.
“Jadi saya kira proses pemilihan di DPR ini lebih besar nuansa politiknya,” ujar Hadar kepada wartawan, Kamis 17 Februari 2022.
Hadar menyatakan, proses fit and proper test yang dilakukan oleh Komisi II tidak dijalankan dengan terukur. Kemudian juga tidak cukup transparan khususnya di dalam pengambilan keputusan.
“Menurut saya tidak cukup akuntabel proses yang mereka lakukan ini sebagai lembaga negara yang diberikan tugas oleh undang-undang dan konstitusi kita gitu,” beber dia.
Selain itu, Hadar juga mengatakan bilamana calon anggota KPU dan Bawaslu itu perlu dipilih berdasarkan urutan. Sehingga publik perlu tahu bagaimana angka penilaian anggota DPR kepada calon-calon yang terpilih.
“Nah jadi itu problemnya menurut saya. Undang-undang menyebutkan secara jelas bahwa mereka harus memilih dan menghasilkan urutan jadi ada ranking. Jadi kalau ranking itu harus ada ukuran yang jelas. Angka angka, penilain penilaian,” tegasnya.***