Sunday, 28 April 2024
HomeBeritaSelain Ukraina, Negara Ini Juga Pernah Berkonflik dengan Rusia

Selain Ukraina, Negara Ini Juga Pernah Berkonflik dengan Rusia

Bogordaily.net akhirnya menarik pasukan mereka di dekat perbatasan Ukraina setelah disebut akan melakukan serangan, Rabu, 16 Februari 2022. Menilik ke belakang, bukan kali ini saja terlibat dengan negara lain. Berikut negara yang pernah memiliki ketegangan dengan .

Georgia merupakan salah satu negara yang pernah mengalami dengan . antara dua negara ini dimulai pada awal 1990-an. Saat itu dan Georgia baru saja menjadi negara merdeka setelah pecahnya Uni Soviet.

Dikutip CNN Indonesia dari History, Georgia dilanda perang sipil. Provinsi Ossetia Selatan dan provinsi Abkhazia berlomba mendeklarasikan kemerdekaannya.

Di akhir 1990-an, Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memperluas pengaruh mereka di wilayah Timur dan Tengah Eropa.

Georgia bergerak lebih jauh ke Barat, bahkan bergabung dengan koalisi pimpinan AS yang berperang dalam Perang Irak pada 2003. Proses ini meningkat setelah pemilihan Presiden yang pro-Barat Mikheil Saakashvili pada 2004.

“Georgia jelas memulai proses mencoba keluar dari lingkup pengaruh Rusia,” kata ahli sejarah Rusia modern dan urusan keamanan, Mark Galeotti.

“Itu (Rusia) perlu menjaga pengaruhnya, dan bila ia melepaskan Georgia, siapa lagi yang akan ikut selanjutnya?” lanjutnya.

Mengutip Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), perluasan NATO di wilayah itu diartikan Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebagai tindakan bermusuhan yang bertujuan untuk mengepung dan melemahkan Rusia.

Rusia lalu menyerbu wilayah Georgia, memanfaatkan sipil yang terjadi.

Selain dengan Georgia, Ukraina juga disoroti setelah kabar invasi Rusia di negara itu meluas. Rupanya jejak antara Moskow dan Kiev dimulai sejak 2014 saat Rusia mencaplok semenanjung Crimea dari Ukraina.

Dilansir Dewan Hubungan Luar Negeri (CFR), krisis Ukraina dimulai saat terjadi protes di Kiev pada November 2013. Masalah ini membuat Presiden Ukraina kala itu, Viktor Yanukovych pergi dari negaranya.

Kemudian pada Maret 2014, pasukan Rusia menyerbu wilayah Crimea dan secara resmi mencaplok wilayah itu. Pencaplokan ini berhasil sebab warga Crimea memilih untuk bergabung dengan Federasi Rusia dalam referendum lokal.

Krisis tersebut juga memicu perpecahan etnis di Ukraina. Dua bulan kemudian, separatis pro-Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur mengadakan referendum untuk mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina.

Meski Moskow membantah keterlibatannya dalam bentrok tersebut, Ukraina dan NATO melaporkan penempatan pasukan Rusia di dekat Donetsk. Wilayah ini juga disebut-sebut bakal menjadi salah satu pintu masuk Rusia untuk menyerang Ukraina.

Sejak saat itu, bentrok antara separatis pro-Rusia dan militer Ukraina terus terjadi. Bentrok ini diperkirakan menyebabkan 10.300 orang meninggal dunia sejak April 2014. ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here