Bogordaily.net – Saat berkunjung ke Kota Cirebon, Jawa Barat, belum lengkap rasanya apabila tak mencicipi camilan khasnya, yakni kerupuk melarat.
Kerupuk melarat memiliki arti kerupuk miskin. Meski demikian, kuliner ini tak akan membuat orang yang mengonsumsi menjadi miskin. Kerupuk ini bisanya dikemas dengan plastik dan diikat menggunakan rafia.
Kerupuk ini memiliki varian warna yang mencolok. Biasanya berwarna merah, kuning, putih, dan hijau. Hal itu dapat membuat Anda tertarik untuk menyantapnya. Kerupuk yang memiliki bentuk cukup lebar dan besar itu konon sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda di tahun 1920-an. Saat itu, kerupuk melarat mulai populer sebagai makanan alternatif masyarakat Kota Cirebon.
Jajanan kerupuk melarat ini cocok disajikan bersama sambal yang memiliki rasa asam. Selain namanya yang unik, jajanan ini juga dimasak dengan cara yang berbeda dari camilan lain, yakni digoreng tanpa menggunakan minyak, melainkan dengan pasir yang sudah disaring.
Salah satu hal unik yang menjadi ciri khas kerupuk ini adalah cara menggorengnya yang berbeda. Kerupuk yang identik dengan warna-warninya ini ternyata digoreng menggunakan pasir khusus, bukan menggunakan minyak.
Pasir yang digunakan untuk menggoreng kerupuk pun bukan pasir sembarangan, melainkan pasir pegunungan yang sudah melewati proses penyaringan dari bebatuan.
Setelah halus, pasir kemudian dicuci agar terbebas dari tanah liat yang menempel. Selanjutnya pasir dijemur untuk menghasilkan pasir yang bersih dan kering. Setelah itu, barulah pasir layak digunakan sebagai pengganti minyak.
Dikutip Antaranews, kerupuk melarat ini dibuat dari tepung tapioka yang dicampur dengan racikan khusus alami. Sementara pewarnanya tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Kerupuk ini bisa ditemui saat melintasi jalur Pantura, terutama Cirebon dan juga Brebes, Jawa Tengah. Camilan renyah ini juga bisa di pinggir jalan sekitar tempat wisata.
Kerupuk melarat dari Cirebon ini juga diserbu pembeli saat memasuki Bulan Ramadan. Lalu saat momen mudik lebaran, camilan gurih dan mampu bertahan dengan waktu lama ini diminati banyak pemudik untuk menjadi buah tangan di kampung halaman.