Bogordaily.net– Dalam sehari, 62 orang tewas karena perang geng di El Salvador. Parlemen setempat menetapkan status darurat karena pembunuhan antar-geng di negara itu meningkat.
Status darurat ditetapkan berdasarkan hasil pemungutan suara parlemen pada awal pekan ini. Dalam pertemuan itu, 67 dari 84 anggota parlemen sepakat untuk mendeklarasikan status darurat.
Kekerasan antar-geng ini sudah meningkat setahun belakangan. Pada Februari lalu, korban tewas karena kekerasan geng mencapai 79 orang. Sepanjang 2021, terjadi 1.140 pembunuhan.
“Kami setuju #statusdarurat yang akan memungkinkan Pemerintah kami melindungi kehidupan orang-orang Salvador dan menghadapi kriminalitas secara langsung,” ujar Ketua Majelis Legislatif, Ernesto Castro dikutip dari CNN Indonesia.
Perkumpulan pun akan dibatasi. Pihak berwenang juga dapat menyadap telepon dan surat elektronik tanpa perintah pengadilan.
Berdasarkan aturan, arus informasi penangkapan dibatasi. Akses tersangka ke pengacara setelah ditahan juga terbatas.
Parlemen memberlakukan status darurat ini atas permintaan Presiden Nayib Bukele. Namun, Bukele memastikan selain tersangka perang antar-geng, kehidupan berjalan seperti biasa.
“Layanan keagamaan, olahraga, perdagangan, studi, dan yang lain bisa berlanjut seperti biasa, kecuali jika Anda anggota geng atau dianggap mencurigakan oleh pihak berwenang,” jelas Bukele.
Selain itu, ia juga menetapkan status darurat maksimum di seluruh penjara El Savador yang menampung 17 ribu anggota geng.
“Semua sel ditutup setiap saat. Tidak ada yang pergi ke area luar. Ini adalah pesan untuk para geng: ‘Karena tindakan Anda, anak-anak Anda tak bisa melihat sinar matahari,'” tutur Bukele.
El Salvador menetapkan status darurat ini ketika negara itu mengalami lonjakan pembunuhan akibat pertarungan antar-geng dalam beberapa hari belakangan.
Pada Sabtu, 26 Maret 2022, sebanyak 62 orang tewas dalam sehari. Satu hari setelahnya, Minggu, 27 Maret 2022, 14 orang tewas akibat perang antar-geng di El Salvador.
Polisi pun menangkap lima pemimpin geng jalanan terkenal, Mara Salvatrucha atau MS-13, yang diklaim berada dibalik serangkaian serangan selama akhir pekan lalu.
Sejak kampanye pemilihan presiden pada 2021 lalu, Bukele sebenarnya berjanji akan memerangi kejahatan terorganisir dan meningkatkan keamanan di El Savador.
Namun, anggota pemerintahan Bukele dituduh bernegosiasi dengan geng-geng yang mendukung partai sang penguasa dalam pemilu lalu.***