Monday, 6 May 2024
HomeBeritaProfil Petinju Heru Tirto, Peraih Juara Dunia yang Meninggal Usai Bertarung

Profil Petinju Heru Tirto, Peraih Juara Dunia yang Meninggal Usai Bertarung

Bogordaily.net– Heru Purwanto atau yang juga dikenal dengan nama ring Hero Tito meninggal dunia, pada Kamis, 3 Maret 2022.  Hero Tito mengembuskan napas terakhir setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta.

Melansir Skor.id, Hero Tito tak sadarkan diri sejak kalah TKO dari James Mokoginta dalam salah satu duel Holywings Sport Show pada Minggu, 3 Maret 2022 malam. Diduga pendarahan otak menjadi penyebab utama Hero Tito mengalami koma. Setelah hampir empat hari berjuang, berusia 36 tahun itu pun berpulang.

Meninggalnya The Lion Tito tentu menimbulkan kehilangan tersendiri bagi tinju Indonesia, khususnya Kota Malang yang jadi tempat kelahirannya. Sebab, Hero Tito dikenang sebagai yang cukup berprestasi di level nasional maupun internasional.

Sejak menjalani debut profesional pada 28 Februari 2004, Hero Tito tercatat menjalani 45 duel yang berakhir dengan 27 kemenangan (11 KO), 16 kalah (6 KO), dan dua kali seri. Sepanjang masa aktifnya, yang mengidolakan sosok Oscar de La Hoya dan Chris John itu juga pernah empat kali menjadi juara nasional.

Pada 2012, ia menyabet gelar juara nasional kelas bulu 57,1 kg (KTI). Setahun berselang, bergaya ortodoks itu jadi juara nasional (KTPI) untuk kelas yang sama. Hero Tito kemudian menaikkan bobot tanding dan jadi juara nasional kelas ringan junior 58,9 kg (ATI) pada 2016. Masih di kelas yang sama, ia jadi juara nasional (KTI) pada 2017.

Selain itu, Hero Tito juga pernah meraih gelar juara di level dunia pada kampiun WPBF (World Profesional Boxing Federation) International pada 2016.

Hero Tito menjadi juara dunia mengalahkan asal Thailand, Thongchai Kunram dalam Kejuaraan Tinju Dunia Sabuk Emas Xanana 2016. Ia bertarung dalam partai kelas ringan 61,2 kg. Hero Tito sekaligus jadi juara dunia pertama dari Malang di era milenium baru. Kemenangan ini mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional.

“Semua ini berkat dukungan dan doa seluruh masyarakat di Tanah Air, khususnya warga Malang tercinta. Terima kasih atas supportnya, sehingga saya dapat memenuhi ambisi merengkuh gelar juara dunia dan membawanya pulang,” kata Hero Tito kala itu dilansir dari Surya Malang.

Bapak dua anak tersebut memulai bertinju di usia 12 tahun karena pengaruh ayah dan kakaknya. Ia mengawali prestasi di tinju amatir di ajang Kejurda. Karier tinju amatir Hero Tito selanjutnya banyak dilalui di Kalimantan sebelum akhirnya pulang ke Malang dan memilih menempuh jalur profesional.

Memilih profesi sebagai profesional karena faktor ekonomi, ternyata belum bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Ia bahkan pernah menjadi tukang parkir, satpam, pelatih tinju personal, hingga dibantu menjadi staf honorer di antara statusnya sebagai .

Sementara itu bagi kerabat dan kolega, sosok Hero Tito semasa hidup dikenal ramah, murah senyum, dan sering ikut kegiatan di lingkungan setempat. Kepergian petinju berjuluk The Lion untuk selamanya itu tentu membawa duka mendalam. Tetangga Hero Tito, Sugeng mengenang, almarhum gemar berbagi jika berhasil menyabet gelar juara.

“Dia itu juara malah tidak menutup diri. Tetangganya pasti ditemui semua. Istilahnya kalau itu royal orangnya ke tetangga. Beri-beri rezeki. Pasti itu,” kata Sugeng mengutip SuaraMalang.ID di rumah duka Dusun Sindurejo, Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis Kabupaten Malang, Kamis, 3 Maret 2022 malam.

“Dia itu malah kayak bukan petinju. Dia itu senyum terus kayak orang biasa bukan kayak petinju malah,” tambahnya.

Hal senada disampaikan paman Hero Tito, Kusnadi. Menurutnya, putra dari pasangan Kusmiati dan Misran itu sosok yang rendah hati, tidak sombong, bahkan kalau ada waktu sering bersilaturahmi dengan keluarganya. Selamat jalan .***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here