Friday, 26 April 2024
HomeBeritaWHO Selidiki Seberapa Menular dan Parahnya Omicron BA.3

WHO Selidiki Seberapa Menular dan Parahnya Omicron BA.3

Bogordaily.net–World Health Organization () kabarnya sedang melacak beberapa sublineage dari varian , termasuk BA.1, BA.1.1, BA.2, dan BA.3. Organisasi Kesehatan Dunia itu juga melihat data dunia nyata tentang apakah secara eksperimental di dalam hamster, subvarian ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Pakar penyakit menular terkemuka , Maria Van Kerkhove mengatakan masih tetap menjadi “varian yang menjadi perhatian”.

“Yang paling menonjol yang terdeteksi di seluruh dunia adalah BA.1, BA.1.1 dan BA.2. Ada juga BA.3 dan sublineage lainnya juga,” katanya dilansir Suara.com.

Sebuah penelitian berjudul ‘Emergence of third lineage BA.3 and its importance', diterbitkan dalam Journal of Medical Virology pada Januari lalu menjelaskan bagaimana badan kesehatan global harus melihat BA.3.

Setelah kemunculan Omcron pada November 2021 di Botswana, WHO mengklasifikasikannya sebagai varian kelima yang menjadi perhatian. Ditemukan juga merupakan varian SARS-CoV-2 yang paling banyak bermutasi sejauh ini yang kini telah beredar di 150 lebih negara. memiliki tiga garis keturunan BA.1, BA.2, dan BA.3.

Ketiga garis keturunan ini pertama kali terdeteksi pada waktu yang hampir bersamaan dan dari tempat yang sama: BA.1 (Botswana), BA.2 (Afrika Selatan) dan BA.3 (Afrika Selatan Barat Laut).

“Oleh karena itu, virus yang berkembang secara bersamaan dan dari tempat yang sama memiliki peluang yang sama untuk menyebar ke seluruh dunia,” kata hasil studi.

Studi ini juga menemukan bahwa dari 33 mutasi pada protein lonjakan garis keturunan BA.3, 31 mutasi umum terjadi pada BA.1. Garis keturunan BA.3 menyebabkan jumlah kasus terendah di ketiga garis keturunan ini.

“Dapat diperkirakan bahwa alasan garis keturunan BA.3 menyebar dengan kecepatan yang sangat rendah dan menyebabkan lebih sedikit kasus mungkin karena hilangnya enam mutasi dari BA.1 atau memperoleh dua mutasi dari BA.2,” lanjut hasil studi tersebut.

sejauh ini dianggap menyebabkan penyakit ringan, tetapi mungkin juga mengembangkan beberapa mutasi yang dapat menyebabkan penyakit serius.

Sementara itu di sisi lain, WHO juga merilis data terkait kematian karena COVID-19. Korban jiwa karena COVID-19 di seluruh dunia hampir mencapai enam juta orang. Sampai dengan 4 Maret 2022, secara global WHO mencatat 440.807.756 kasus terkonfirmasi COVID-19, termasuk 5.978.096 kematian.

Wilayah Eropa menempati urutan teratas dengan 181.275.264 kasus terkonfirmasi dan disusul oleh Amerika di urutan kedua dengan 147.655.931 kasus terkonfirmasi. Amerika Serikat, India, dan Brazil menjadi tiga negara dengan kasus tertinggi di dunia.

WHO juga melaporkan bahwa hingga 27 Februari hampir 10,6 miliar dosis vaksin COVID-19 telah diberikan di seluruh dunia.

Update Covid-19 di dunia per 7 Maret 2022 menunjukkan penambahan kasus baru sebanyak 1,15 juta dan kematian 4.115 jiwa dalam 24 jam terakhir. Di waktu yang sama, lebih dari 1,31 juta orang di dunia berhasil sembuh dari infeksi virus corona SARS Cov-2 tersebut.

Data pada situs Worldometers hingga Senin, 7 Maret 2022, pukul 07.30 WIB menunjukkan total kasus Covid-19 secara global telah mencapai 446,34 juta dengan kematian lebih dari 6,01 juta jiwa. Sejak awal pandemi, sebanyak 379,49 juta kasus positif di dunia telah dinyatakan sembuh dari infeksi. Hingga saat ini, tersisa 60,83 juta orang yang masih positif Covid-19.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here