Tuesday, 7 May 2024
HomeBeritaWNI di Shanghai Curhat Soal Lockdown, Kaget China Bisa Kecolongan

WNI di Shanghai Curhat Soal Lockdown, Kaget China Bisa Kecolongan

Bogordaily.net– Kota Shanghai, China kembali menerapkan aturan penguncian wilayah atau . Warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di sana pun menceritakan kisahnya menjalani di China.

“Saya tidak menyangka ya Shanghai bisa ‘kecolongan', jumlah case meningkat sampai per tanggal 28 Maret kemarin ini jumlahnya 96 kasus ditambah 4.381 kasus. Sembilan puluh enam kasus terkonfirmasi Covid-19 dan 4.381 yang tidak ada gejala terlihat atau tidak ada symptoms,” kata salah satu WNI di Shanghai, Alisa dikutip dari CNNIndonesia.com.

Meski terkejut atas lonjakan yang terjadi di Shanghai,  Alisa menilai yang dilakukan saat ini lebih manusiawi.

“Setelah lebih dari dua pekan morat-marit sana-sini tidak begitu jelas dan efisien, akhirnya sekarang sudah dibuat jelas, 28 Maret sampai 1 April Pudong , 1 sampai 5 April nanti Puxi yang . Jadi masih ada harapan sih, bisa efisien dan terkendali setelah berjamaah kali ini,” jelasnya.

yang dilakukan di Shanghai ini dilakukan secara bertahap selama lima hari ke depan. Pemerintah membagi Shanghai dalam dua wilayah selama berlaku.

Lebih lanjut Alisa menuturkan pada kali ini jalur pembelian makanan dan minumannya terjamin. Ada beberapa daerah yang masih mengizinkan kegiatan pesan-antar.

“Saya sendiri tidak merasakan ada kesulitan membeli kebutuhan pokok, baik online maupun offline, selama pandemi kali ini,” ujarnya.

“Di sini kan banyak platform untuk belanja online. Jadi delivery order, kalau tempatnya, building managementnya gak terlalu strict, case nya gak terlalu berat, mungkin misalnya 5 km di area tersebut gak ada case positif, itu biasanya bisa delivery order,” jelasnya.

Namun, ada pula daerah yang sulit memesan sayuran dan makanan harian. Ada juga daerah dengan peraturan ketat yang tak memperbolehkan warga membeli makanan dengan metode pesan-antar.

Sebelumnya diberitakan, China sebagai negara yang pertama kali melaporkan infeksi virus corona SARS Cov-2 itu saat ini kembali harus menerapkan lockdown di sejumlah kota.

Akumulasi data Covid-19 secara global per Selasa, 29 Maret 2022 pagi tercatat 482,81 juta kasus positif dengan 6,15 juta jiwa kematian, data dari situs worldometers. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa penurunan kasus positif memang telah terjadi dalam sepekan terakhir.

Pusat keuangan China di Shanghai bahkan diberlakukan penguncian dua tahap atau lockwodn dan ‘mengurung' 26 juta penduduknya sejak Senin, 28 Maret 2022. Pemerintah kota setempat menutup jembatan dan terowongan, serta membatasi lalu lintas jalan raya dalam upaya untuk menahan lonjakan kasus Covid-19.

Penguncian cepat diumumkan oleh pemerintah setempat pada Minggu, 27 Maret 2022 malam. Sehingga akan membelah kota terpadat di China itu mulai dari sepanjang Sungai Huangpu selama sembilan hari untuk dilakjkan tes Covid-19 oleh petugas kesehatan.

Penduduk di sebelah timur Huangpu telah ‘terkurung' di rumah mereka. Beberapa mengatakan bahwa petugas kesehatan mulai melakukan tes Covid-19 di rumah mereka sejak pukul 7 pagi pada Senin, 28 Maret 2022.

Sementara warga yang tinggal di wilayah barat bergegas menimbun makanan dan barang-barang lainnya, karena berpikir akan ikut terisolasi akibat penguncian mulai 1 April. Layanan pengiriman kewalahan dan supermarket kehabisan persediaan.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here