Friday, 26 April 2024
HomePolitikKritik Menohok RR Soal Jokowi Larang Ekspor CPO

Kritik Menohok RR Soal Jokowi Larang Ekspor CPO

Bogordaily.net – Presiden Jokowi melarang bahan baku atau Crude Palm Oil () dan minyak minyak jadi ke luar negeri. Kabar tersebut membuat Ekonom senior Rizal Ramli membuka suara.

Menurut mantan Menko Perekonomian itu, langkah yang ditempuh Jokowi tersebut merupakan kebijakan asal populer.

“Inilah contoh kebijakan asal populer tapi ngasal (emoticon) Kebijakan yg dirumuskan tanpa data2 kwantitatif tanpa simulasi dampak. Sekali cetek tatap cetek (emoticon),” katanya dalam unggahan Twitter, @RamliRizal dikutip dari Indonews, Senin 25 April 2022.

Sebelumnya, ekonom dari Universitas Bung Karno, Gede Sandra mengatakan bahwa larangan tersebut bukan sebuah pilihan kebijakan yang tepat.

“Pelarangan ini bukan kebijakan terbaik. Sebenarnya tinggal Jokowi panggil saja para taipan sawit, paksa turunkan, ancam bongkar kasus pajak mereka. Pasti harga turun 2 minggu. Beres,” ujarnya, Sabtu 23 April 2022.

Mantan Staf Ahli Menko Kemaritiman ini mengatakan, pilihan kebijakannya bukan dengan melarang eksportir Kelapa Sawit. Kebijakan ini akan mengakibatkan harga minyak sawit dunia akan meningkat.

“Bukannya semua eksportir dilarang. Akibatnya adalah akan menimbulkan ketidakpercayaan (distrust) terhadap kontrak ekspor dari Indonesia, sehingga akan menurunkan pendapatan ekspor kita.

Sementara itu, katanya, di luar negeri dampaknya adalah adanya kenaikan harga minyak sawit dunia, yang akan meningkatkan inflasi di negara-negara importir minyak sawit.

“Jangan-jangan karena Jokowi takut dengan perusahaan sawit tertentu? Seperti yang belakangan disebut-sebut dalam kasus perusahaan yang juga jadi sponsor Persis Solo, yang dimiliki puteranya?,” ujar analis Pergerakan Kedaulatan Rakyat itu.

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus, seperti dikutip Tempo, menduga akan ada kompensasi atau penalti yang harus dibayarkan perusahaan kepada negara tujuan ekspornya. Sebab, Indonesia mengekspor kelapa sawit ke banyak negara, di antaranya Cina, India, Pakistan, Amerika Serikat bahkan Malaysia.

Dia mengatakan secara umum, kontrak ekspor kelapa sawit bersifat jangka panjang. Selain itu, jika pemerintah memberlakukan larangan ekspor tidak akan serta-merta membuat harga turun.

Heri mengatakan, bahan baku di dalam negeri kemungkinan akan melimpah, tetapi tidak semua minyak mentah dapat diolah menjadi .***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here