Saturday, 4 May 2024
HomeBeritaCara Mengatasi Anak Tantrum, Salah Satunya Pasti Bikin Kaget

Cara Mengatasi Anak Tantrum, Salah Satunya Pasti Bikin Kaget

Bogordaily.net – Cara mengatasi , 7 hal ini bisa dilakukan orangtua. Kebiasaan tantrum alias ngamuk kerap membuat orang tua panik dan sulit bertindak. Sekaligus juga tantangan bagi para orang tua untuk belajar bersikap dan mencari solusinya.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasinya bagaimana cara mengatasi . - bisa mengalami karena hal tertentu, atau sekadar untuk mencari perhatian orangtua. Tetapi, tak jarang orangtua ikut terbawa emosi saat rewel berkepanjangan.

Padahal bisa menjadi kesempatan besar untuk membantu untuk belajar mengekspresikan perasaan dengan cara yang lebih baik.

Dikutip dari Ruang Guru, berikut tujuh tips mengajarkan tentang emosi saat sedang ngambek.

1. Ajarkan Berpendapat dengan Baik

Anak-anak terkadang berbicara tidak jelas atau langsung menangis saat sedang mengambek. Hal ini membuat orang tua jadi salah paham menanggapinya. Sebagai solusi, rangkul anak dan minta ia menyatakan pendapat dengan suara lembut.

Contohkan cara bicara dengan merekam dua jenis suara yang jelas dan sopan, serta yang berteriak dan tidak jelas. Tanyakan padanya, mana yang lebih baik dan ajak anak mengikutinya.

2. Dengarkan Keluhan Anak

Ketika anak sedang mengambek, coba orang tua lakukan kontak mata lalu dengarkan keluhannya tanpa memotong ucapannya.

Terima keluhan anak tanpa menghakimi. Biarkan ia selesai berbicara, lalu katakan bahwa tidak semua hal dapat sesuai dengan keinginan kita.

Misalnya, saat cuaca mendung dan hujan turun yang mengakibatkan tidak bisa keluar rumah. Walau terlihat masih tampak tidak setuju dengan penjelasan orangtua, setidaknya anak sudah diberi contoh teknik komunikasi yang lebih baik dibanding melarangnya mengeluh.

3. Beri Pilihan

Perjelas apa yang sebenarnya diinginkan anak. Tanyakan padanya dua hal, masih mau terus marah-marah atau segera menyusun rencana untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.

Jika ia mulai berhenti melakukan komplain dan menyiapkan rencana selanjutnya agar tidak kecewa, hal tersebut menandakan bahwa ia sudah mampu melakukan problem-solving.

4. Gunakan Kata ‘Ingin' atau ‘Mau'

Minta anak mengganti kata-katanya saat menggerutu dengan mengatakan ‘ingin' atau ‘mau' hal yang lain. Sebagai contoh, saat ia tidak menyukai baju barunya, ia tak lantas kesal lalu mengambek.

Tetapi, menyampaikan pada orangtua bahwa ia menginginkan baju yang berbeda. Sebagai orangtua, jangan langsung merespon dengan memarahi. Karena ekspresi anak menunjukkan ia sudah bisa memilih dan memutuskan apa yang disuka dan tidak suka.

5. Beri Batas Waktu Menggerutu

Buatlah kesepakatan bersama dengan anak untuk membatasi waktunya untuk mengambek. Misalnya, dimulai dari sehari hanya boleh 3 kali, kemudian minggu depannya 2 kali, sampai akhirnya si anak tidak pernah melakukan hal yang sama lagi.

Cara lain, ketika ia mengambek, orangtua bisa sambil memberi waktu selama tiga menit untuknya menggerutu. Ketika waktu akan habis, katakan 1, 2, 3, stop!

6. Merespon Sambil Bercanda

Secara natural, anak-anak sangat suka bermain, sekalipun saat sedang mengambek. Jika orang tua merespon dengan bercanda, akan membuat anak merasa didengar dan dipedulikan.

Selain itu bisa sambil melakukan metode opposite. Saat ia malas sekolah, tantang anak mengucapkan “Aku suka pergi ke sekolah” sebanyak lima kali. Setelah itu, suasana hati anak bisa jadi lebih membaik dan mau pergi ke sekolah.

7. Berpikir Positif dan Bersyukur

Studi menunjukkan bahwa hormon stress cortisol akan berkurang 23 persen ketika fokus pada nikmat yang sudah diberikan.

Dengan begini, orangtua dapat mengajak anak menjadi lebih bersyukur atas apa yang ia terima dan selalu berusaha mencari sisi positif dari setiap hal. Terbukti, cara seperti ini bisa meningkatkan rasa bahagia.

Kesimpulannya, saat anak mengambek sebenarnya ada tiga hal yang dapat orangtua kembangkan. Pertama, apa yang dapat anak pelajari dari momen-momen tertentu.

Kedua, bagaimana ia bisa menyukai hal-hal yang awalnya tidak disukai. Dan ketiga, bagaimana ia memperoleh tanggung jawab untuk membuat keadaan menjadi lebih baik.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here