Saturday, 23 November 2024
HomeViralMiris, Pemeran Hantu KKN di Desa Penari Hanya Dibayar 75 Ribu Hinga...

Miris, Pemeran Hantu KKN di Desa Penari Hanya Dibayar 75 Ribu Hinga Lakukan Hal Ini

Bogordaily.net – Film KKn di Desa Penari semakin digandrungi oleh masyarakat. Namun, tersiar kabar bahwa pemeran hantu KKN di Desa Penari hanya dibayar 75 ribu.

Terbukti sejak penayangan perdananya pada 30 April 2022, film KKN di Desa Penari mampu meraup hingga 6,2 juta penonton dan diprediksi terus mengalami peningkatan.

Tak heran jika film garapan MD Pictures ini masuk sebagai salah satu dari 3 film besar Indonesia terlaris sepanjang masa.

Namun siapa sangka, di balik kesuksesan tersebut, film KKN di Desa Penari ternyata menyimpan sisi lain cerita yang memilukan.

Ialah subardo, salah seorang pemeran hantu di dalam film tersebut. Selain menjadi pemeran, ia pun mengaku ikut sebagai penjaga di lokasi syuting.

“Saya itu didapuk jadi hantu. Selain itu saya juga ikut jaga di sini,” kata Subardo, dikutip dari laman Suara pada Kamis, 19 Mei 2022.

Mirisnya, pemeran hantu KKN di Desa Penari ini hanya dibayar 75 ribu saja dalam satu kali pengambilan gambar. Kala itu Subardo beserta 50 orang figuran lain syuting sebagai hantu di Dusun Ngluweng Kalurahan Ngleri Kapanewon Playen, Gunungkidul.

Seperti diketahui, daerah tersebut memang menjadi lokasi berlangsungnya syuting film KKN di Desa Penari.

Subardo pun melanjutkan cerita pengalaman syutingnya sebagai hantu di film KKN di Desa Penari. Ia mengaku harus melewati proses persiapan yang melelahkan.

Bagaimana tidak, dengan durasi kemunculan yang sebentar di depan layar, Subardo mengatakan harus siaga 24 jam untuk mempertahankan make-up wajahnya karena tak boleh dihapus.

Ia dan warga lainnya yang juga didapuk menjadi pemeran hantu harus stay di bus ber-AC sebelum mendapat giliran syuting.

Subardo juga mengaku kasihan kepada figuran lain yang mendapat make-up setengah wajah. Meski nominal bayarannya sama, tapi prosesnya lebih sulit.

“Ketika menunggu giliran syuting, saya dan puluhan orang lainnya harus berada di dalam bus dengan AC tetap hidup. Kasihan yang make up-nya separuh wajah, honornya sama tapi lebih susah,” tutur Subardo.

Perjuangan tak berhenti di situ, Subardo mengatakan kalau peran sebagai hantu dalam film KKN di Desa Penari mengharuskannya untuk membuka mata tanpa boleh berkedip selama proses syuting.

Jika tidak demikian, maka syuting harus diulang. Pun saat ada gerakan kecil di luar arahan, pengambilan gambar harus diambil kembali.

“Bayangkan mata tak boleh berkedip dalam waktu yang lama. Kami dibayar Rp75 ribu sekali pengambilan gambar,” ungkapnya.

Selain Subardo, anggota keluarga lainnya juga ikut andil dalam film horor yang alurnya diangkat dari kisah nyata tersebut.

Dua mertua dan ayahnya berperan menjadi hantu. Sementara sang ibu sebagai nenek yang menjemur kain di salah satu rumah warga.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here