Friday, 26 April 2024
HomeBeritaPuluhan Petani dan Masyarakat Thailand Rayakan Legalitas Ganja

Puluhan Petani dan Masyarakat Thailand Rayakan Legalitas Ganja

Bogordaily.net - menjadi negara pertama di Asia yang legalkan penanaman ganja dan mengonsumsinya dalam minuman dan makanan. Ratusan warga rayakan legalitas ganja.

Setelah resmi diloloskan parlemen pada Februari lalu, UU terkait legalisasi ganja berlaku efektif per 9 Juni 2022. Mariyuana dihapus dari daftar tanaman narkotika kelas 1 dalam sistem hukum .

Berkat aturan ini, siapapun boleh menjual, membeli, serta membudidayakan mariyuana di lahan sendiri. Tentu tidak serta merta orang jadi bebas nyimeng.

Mengisap ganja di ruang publik masih termasuk pelanggaran pidana. Setidaknya, beleid tersebut membuka kemungkinan munculnya berbagai bisnis olahan ganja di , termasuk untuk ekspor bahan terapi medis ke luar negeri.

Dilansir dari vice Indonesia, Salah satu kafe yanng menjual ganja adalah Highland Cafe di Bangkok. Pelanggan pertama kafe itu bernama Rittipomng Bachkul.

Highland Cafe merupakan bisnis UMKM yang segera memanfaatkan aturan anyar di . Kafe tersebut menjual merchandise seputar ganja, dan kini menyediakan pula bibit serta kuncup ganja untuk calon petani swadaya.

Calon pembeli terlihat antre di gerai penjualan minuman infus daun ganja, permen dan produk lainnya.

Para pendukung tanaman itu menyambut baik reformasi di yang selama ini dikenal reputasinya sebagai negara yang memberlakukan undang-undang anti narkoba secara tegas.

“Selama ini kami bersembunyi dari aparat untuk menanam ganja. Kini, tidak perlu lagi kucing-kucingan,” ujar Thanawat Wongprommek, yang dengan gembira membawa pulang bibit dari kafe tersebut, dikutip dari VICE lndonesia.

Momen ini bahkan lebih emosional dirasakan oleh aktivis yang sejak puluhan tahun lalu berjuang tanpa lelah agar pemerintah mengizinkan legalisasi. Para aktivis ini sempat jadi pariah, ketika sempat berstatus sebagai negara paling keras menghukum pengedar maupun pengguna ganja di Asia Tenggara.

Kami sudah menanti-nanti dan berjuang selama 43 tahun, tepatnya sejak 1979,” ujar Chaiwat Banjai, pemilik Highland Cafe sekaligus aktivis legalisasi ganja ternama di . Pada 1979, memasukkan ganja menjadi narkoba kelas 1, membuat ribuan petani mariyuana mendadak jadi kriminal.

“Saya kadang masih tidak percaya momen kemerdekaan budidaya ganja di Thailand benar-benar terwujud,” kata Chaiwat, yang matanya berkaca-kaca selama diwawancarai VICE World News.

Rencananya akan ada perayaan yang diselenggarakan oleh Highland Legalization, sebuah kelompok advokasi ganja Thailand. Nantinya akan ada pertunjukan musik selama dua hari, diskusi panel dan penjualan makanan ganja.

Kafe-kafe yang menjual produk olahan ganja kini juga bermunculan di berbagai kota, tak hanya Bangkok. Chopaka juga termasuk salah satunya. Toko itu menjual bunga ganja, serta permen karet berbagai rasa mengandung ekstrak CBD.

“Kami sangat bangga, karena dengan aturan baru ini masyarakat Thailand bisa menghadirkan berbagai ciri khas produk olahan ganja negara ini kepada siapapun,” kata Mananad Yodvanich, pengelola Chopaka.

Kebijakan terkait pelegalan ganja ini membuat Thailand menjadi negara pertama di Asia yang mendeskriminalisasi ganja untuk medis dan industri. Food and Drug Administration memutuskan untuk menghapus semua tanaman dari kategori obat-obatan narkotika.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here