Sunday, 5 May 2024
HomeBeritaKenali 5 Penyebab Tensi Darah Tinggi

Kenali 5 Penyebab Tensi Darah Tinggi

Bogordaily.net – Pengukuran tensi darah dilakukan dengan alat ukur yang disebut dengan sphygmomanometer dapat dilakukan pada berbagai fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, ataupun dilakukan di rumah dengan menggunakan sphygmomanometer portable.

kerap kali disebut sebagai silent killer. Hal ini disebabkan karena penderita tensi darah tinggi terkadang tidak mengalami keluhan tertentu sehingga tidak tahu bahwa dirinya mengalami , tapi ternyata sudah mengalami komplikasi penyakit lainnya.

Namun, gejala yang dapat dialami oleh penderita adalah sakit kepala saat pagi hari, mimisan, detak jantung yang tidak teratur, dan telinga berdengung.

Sedangkan pada penderita berat, keluhan yang dialami berupa kelelahan, mual, muntah, kebingungan, gelisah, dada terasa nyeri, dan otot yang tremor. Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan dapat melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin.

Dikutip dari berbagai sumber, penyebab dapat dibagi menjadi dua, yaitu esensial dan sekunder.

esensial atau primer merupakan kondisi ketika penyebab tidak diketahui. Umumnya kondisi ini dipengaruh oleh genetik, meskipun belum sepenuhnya diketahui.

Sebagian besar penderita (lebih dari 90%) termasuk ke dalam esensial. Sementara itu, sekunder adalah kebalikan dari hipertensi esensial yang berarti diketahui penyebabnya.

Hipertensi ini dapat bersifat reversibel terhadap penyebab-penyebabnya seperti penyakit ginjal, tumor feokromositoma, sindrom cushing, kelainan pernapasan saat tidur, dan lain-lain.

Banyak masyarakat yang menyatakan bahwa konsumsi daging dapat menyebabkan tekanan darah meningkat.

Namun, hipertensi merupakan penyakit yang bersifat multifaktorial atau memiliki banyak factor yang dapat menyebabkan kejadian hipertensi.

Beberapa faktor penting penyebab hipertensi, yaitu:

1. Status Gizi Lebih (Kegemukan)

Kegemukan atau obesitas adalah keadaan ketika terjadi ketidakseimbangan antara jumlah asupan makanan dan pemanfaatannya atau pengeluaran energi yang diperoleh dari makanan.

Hal ini menyebabkan ukuran tubuh menjadi berlebih karena terdapat akumulasi zat gizi berlebih di dalam tubuh. Sisa asupan zat gizi yang melebihi kebutuhan akan disimpan sebagai cadangan energi dan dapat disimpan dalam bentuk lemak di dalam tubuh.

Oleh sebab itu, pemantauan status gizi perlu dilakukan dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus:

IMT = Berat Badan (kg) x [Tinggi Badan (cm) x Tinggi Badan (cm)]

Setelah menghitung IMT, status gizi diklasifikasikan menjadi:

  • Kurus Berat = < 17
  • Kurus Ringan = 17 – <18,5
  • Normal = 18,5 – <25 Gemuk Ringan = 25 – 27
  • Gemuk Berat = >27

2. Asupan Makanan Asin

Makanan asin adalah makanan dengan kadar natrium tinggi. Pada dasarnya, tubuh manusia membutuhkan natrium untuk dapat menjaga kesimbangan cairan tubuh. Namun, asupan natrium yang berlebih dapat menyebabkan air tertahan dalam tubuh dan aliran pembuluh darah meningkat.

Secara natural, daging mengandung natrium di dalamnya. Namun, natrium dalam daging tidak seberapa ketika dibandingkan dengan kadar natrium yang terkandung dalam bumbu-bumbu instant yang sering digunakan di dalam masakan berbahan dasar daging. Beberapa contoh makanan tinggi natrium, yaitu garam, bumbu instant (kecap, kecap asin, saus teriyaki, saus tiram, dll), makanan kaleng, frozen food (sosis, bakso, smoked beef), mie instant, dsb.

3. Asupan Makanan Berlemak

Kelebihan asupan lemak dapat memberikan efek negatif terhadap kesehatan, salah satunya adalah hipertensi. Asupan lemak hewani, seperti daging sapi, bebek, dsb, cenderung mengandung lemak jenuh sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Terlebih lagi jika pengolahan makanan tersebut dengan menggunakan banyak minyak seperti digoreng. Selain menyebabkan kegemukan, asupan lemak yang berlebihan ini akan menimbulkan penumpukan plak-plak di dalam darah sehingga pembuluh darah menyempit dan tekanan darah meningkat. Oleh sebab itu, cara pengolahan makanan yang dianjurkan adalah dikukus, direbus, atau dipanggang dengan minyak sedikit.

4. Kurang Asupan Sayur dan Buah

Sayur dan buah mengandung serat yang dapat membantu menurunkan kolesterol, berat badan, dan tekanan darah. Selain itu, sayur dan buah juga mengandung magnesium dan kalium. Kedua zat tersebut dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan cara mengeluarkan natrium dan air yang tertahan dalam tubuh. Contoh sayur dan buah yang tinggi kandungan serat, kalium, dan magnesium adalah pisang, jambu biji, alpukat, bayam, dan tomat.

5. Kurang Aktivitas Fisik

Seseorang yang jarang melaukan aktivitas fisik berpotensi untuk mengalami kegemukan dan hipertensi. Orang yang tidak aktif secara fisik akan berpengaruh terhadap peningkatan frekuensi denyut jantung, hal ini menyebabkan otot jantung harus bekerja lebih ekstra dalam melakukan kontraksi. Kementerian Kesehatan RI menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik selama 30 menit sehari untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit.***

(Riyaldi Suhud)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here