Thursday, 25 April 2024
HomeBeritaMenikmati Belanja di Pasar Tumpah Kota Makkah

Menikmati Belanja di Pasar Tumpah Kota Makkah

Bogordaily.net – Jamaah Haji Indonesia juga bisa menikmati belanja di pasar tumpah Kota Mekkah.

Fenomena pasar kaget juga ternyata ada di Arab Saudi khususnya saat musim haji. Sehingga, para jamaah bisa menjadi belanja seperti di tanah air.

Seperti yang terjadi di Sektor 3, tempat pemondokan di Safwat Al Sharooq. Para pedagang berjejal di pelataran hotel. Gayung bersambut, jemaah pun datang menjemput. Mereka keluar untuk membeli, atau sekadar melihat-lihat.

Aneka dagangan dijual di sana. Sebut saja, makanan atau jajanan khas Indonesia, pakaian, aksesori ibadah, boneka dan lainnya. Harganya pun bervariasi, mulai dari 5 riyal untuk makanan sampai 20 riyal untuk pakaian.

“Kalau di Raudhah sini, sering ada pasar kaget saat musim haji, banyak yang beli. Biasanya buka pukul 04.00 sampai seselesainya, biasanya jam 08.00,” tutur salah seorang sopir yang kerap mengantarkan wara wiri.

Mereka menggelar lapak di pelataran hotel. Jemaah pun tampak tumpah ruah. Para pedagang pun bersahutan memanggil untuk membeli.

Pedagangnya pun kebanyakan orang Indonesia yang tinggal di Arab Saudi. Eny, misalnya. Perempuan paruh baya asal Sampang, Madura, tersebut menjual beraneka jajanan pasar, seperti kue cucur, bakwan, onde-onde, dan ubi rebus.

Perempuan yang sudah bekerja selama 24 tahun sebagai TKI di Makkah itu menjual jajanan pasar dengan harga rata-rata 5 riyal. Untuk 3 bakwan atau ubi, misalnya, dijual 5 riyal.

“Saya selama 24 tahun tinggal di Arab Saudi. Empat tahun sekali pulang. Kalau tidak berdagang, biasanya saya sehari-hari bekerja di orang Arab,” ujar Eny.

Tadinya, imbuh Eny, dia berjualan di Hotel Al Kiswah Jarwal. Namun, sejak ada katering di hotel tersebut, Eny pun tak lagi berjualan di sana. “Sudah 4 kali dagangan diambil dan dibuang,” kata Eny.

Dia memilih untuk menggelar lapak jualannya di pelataran Safwat Al Sharooq. Dalam sehari berdagang di sana, Eny mengaku bisa meraup pundi-pundi hingga sebanyak 200 riyal atau setara dengan Rp 799.971.

“Saya senang kalau datang musim haji, karena bisa mendapatkan uang banyak untuk dibawa pulang kampung ke Sampang,” terang Eny.

Ketika tim Media Center Haji datang ke lokasi, tetiba-tiba ada sirine mobil polisi di dekat pelataran. Mendengar bunyi sirine tersebut, pedagang pun langsung tunggang langgang. Tak lupa mereka membawa pergi lapaknya, khawatir dibuang.

Meski ilegal, pasar kaget ini juga memudahkan jemaah dalam membeli makanan dan juga cinderamata. Hal tersebut diutarakan Sophia Nasution asal Medan, Sumatera Utara. Dia membeli kerudung seharga 20 riyal atau sekitar Rp 80 ribu.

“Lumayan bawa oleh-oleh untuk keluarga di rumah,” kata Sophia.

Sophia merupakan satu dari sekian jemaah yang sudah menghabiskan uang untuk membeli cinderamata. Dia mengaku sudah membeli jilbab, makanan hingga kacang untuk tetangga.

“Jokowi, Jokowi”

Para pedagang di sektor 3 tersebut saling bersahutan menjual barang jajaannya. Uniknya, mereka selipkan nama Jokowi berulang kali. Ternyata ada makna unik di balik nama Jokowi ini.

Nama Presiden RI Joko Widodo ini disebut sebagai afirmasi untuk mata uang rupiah. Ketika menjual barang, mereka menambahkan kata ‘Jokowi' di belakang nominal rupiahnya.

“Bakwan tiga, 5 riyal. Bakwan tiga, 20.000 Jokowi, halal,” ujar salah satu pedagang.

Salah seorang pedagang mengatakan, kata ‘Jokowi' itu untuk memudahkan pembeli mengidentifikasi bahwa mata uang yang dimaksud adalah rupiah. ***

Sumber : suara.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here