Thursday, 25 April 2024
HomeKulinerSejarah Nasi Tumpeng, Hidangan yang Selalu Ada Disetiap Perayaan

Sejarah Nasi Tumpeng, Hidangan yang Selalu Ada Disetiap Perayaan

Bogordaily.net – Membuat tumpeng pada hari atau acara yang spesial dan penting sepertinya sudah menjadi budaya tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Hidangan khas Indonesia yang satu ini, disajikan dengan cara dan teknik yang unik, lho. Berikut tumpeng.

Ternyata, tumpeng merupakan singkatan dari yen metu kudu sing mempeng. Artinya, jika keluar harus dengan sungguh-sungguh. Dilengkapi tujuh atau pitu macam lauk-pauk yang dimaksudkan sebagai pitulungan berarti meminta pertolongan.

Dirujuk dari sejarahnya, diketahui bahwa sajian tumpeng sudah ada sejak zaman nenek moyang. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa tradisi menyajikan tidak terlepas dari jejak nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun temurun. Menariknya, tradisi ini tidak lekang oleh waktu, alias masih tetap dilakukan hingga saat ini.

Berdasarkan beberapa sumber menyebutkan bahwa tumpeng pada awalnya merupakan tradisi untuk memuliakan gunung-gunung yang dianggap sebagai tempat bersemayamnya para Hyang atau arwah leluhur.

Saat penyebaran agama Hindu mulai masif di Pulau Jawa, bentuk tumpeng dibuat mengerucut seperti Gunung Mahameru yang dianggap sebagai tempat suci bersemayamnya para dewi-dewi.

Namun, setelah agama Islam masuk ke Pulau Jawa, makna pembuatan tumpeng pun bergeser, yakni yang pada awalnya dibuat untuk memuliakan gunung, lalu berubah menjadi wujud syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tumpeng sendiri umumnya disajikan selepas pengajian Al-Qur'an lalu dibagikan dan dimakan bersama-sama.

Jika diperhatikan, bentuk tumpeng yang mengerucut dan dikelilingi lauk-pauk serta sayuran menggambarkan simbol ekosistem kehidupan.

Sementara itu, bentuk nasi yang mengerucut dan menjulang tinggi melambangkan keagungan Tuhan Sang Maha Pencipta. Aneka lauk pauk dan sayuran di sekeliling nasi menjadi simbol isi alam.

Selain itu, warna yang didominasi oleh warna kuning dan putih, kedunya punya makna yang berbeda pula. Warna putih pada melambangkan kesucian, sedangkan warna kuning lebih pada kekayaan dan moral yang luhur.

Tidak ketinggalan juga dengan filosofi lauk pauk yang ada didalam sajian tumpeng seperti, ikan asin yang menggambarkan kebiasaan gotong royong. Telur rebus yang bermakna kebulatan tekad serta daging ayam yang menjadi simbol patuh terhadap Sang Pencipta.

Itulah tadi tumpeng, hidangan yang selalu ada disetiap perayaan.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here