Bogordaily.net – Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor melaksanakan pengenalan mahasiswa baru UIKA atau yang lebih dikenal dengan istilah Ta’aruf di lingkungan kampus UIKA Bogor, Rabu 07 September 2022. Kegiatan itu diikuti 1.400 calon mahasiswa baru.
Pantauan Bogordaily.net di lokasi nampak ribuan calon mahasiswa baru UIKA mengikuti Taaruf yang diselenggarakan di lingkungan kampus UIKA. Kegiatan ini turut dihadiri Rektor, Dosen, Korem 061/Sk, dan para civitas akademika.
Menurut Rektor UIKA Bogor, Dr. H. Endin Mujahidin MS.i, kegiatan taaruf ini baru dilaksanakan lagi secara offline, setelah di tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan secara online karena adanya pandemi.
Dan peserta yang mengikuti taaruf ini ada sebanyak 1.500 peserta terdiri dari beberapa provinsi yang ada di Indonesia.
“Jadi memang untuk taaruf sekarang baru pertama kali kita lakukan secara offline setelah pandemi, dari jumlah ini untuk S1 saja 1.400 kalau dengan pasca sekitar 1.500 ini terdiri dari semua provinsi, hanya ada 3 provinsi yang tidak ada di UIKA, dari Aceh hingga Irian jaya ada,” ucapnya saat ditemui oleh Bogordaily.net, Rabu 07 September 2022.
Menurutnya, kegiatan Taaruf ini juga merupakan agenda wajib dari Universitas untuk menyambut calon mahasiswa baru, agar dapat mengetahui sistem pembelajaran di lingkungan UIKA Bogor.
“Dan pengenalan kampus ini merupakan agenda dari universitas, jadi memang ini untuk menyambut calon mahasiswa baru agar mereka tau tentang, sistem pembelajaran di perguruan tinggi,” jelasnya.
Selain itu, kata Rektor, dilihat dari tahun sebelumnya ada sedikit peningkatan hingga 20 persen dan hal ini sebagai atensi besar masyarakat untuk dapat kuliah di UIKA Bogor.
“Kalau dilihat dari tahun yang lalu kenaikanya di atas 20 persen karena tahun yang lalu 1.200 dan sekarang 1.500 ini menunjukan perhatian masyarakat sangat besar, kalau pendaftar keseluruhan memang sama juga 20 persen, pendaftarnya di 2.500 dan yang ikut taaruf ini 1.500,” pungkasnya.
Dia berharap dengan kegiatan Taaruf mahasiswa dapat mengetahui perbedaan cara pembelajaran yang sebelumnya di SLTA menjadi mahasiswa, kemudian juga untuk pengenalan situasi kampus dan bersilaturahmi dengan para Dosen, dan Civitas Akademika UIKA yang lainya.
“Jadi ada perbedaan pendekatan belajar yang pertama di tingkat SLTA dan perguruan tinggi mahasiswa agar mengetahui perbedaan cara belajar itu, sehingga ketika para mahasiswa mulai kuliah mereka memang siap, kemudian juga pengenalan terhadap situasi kampus, para pejabat dan seterusnya, sehingga hubungan silaturahmi bisa dibangun,” tutupnya.***
Albin