Thursday, 25 April 2024
HomeEkonomiRumah Tenun Magelang: Sebuah Narasi Dari Mulai Menanam, Memanen, Hingga Menjadi Tenun

Rumah Tenun Magelang: Sebuah Narasi Dari Mulai Menanam, Memanen, Hingga Menjadi Tenun

Bogordaily.net – Rumah Magelang memang bukan sekadar rumah biasa. Di dalamnya, ada cerita kain yang dinarasikan, dimulai dari petani yang menanam, memanen, produksi, hingga jadi sebagai .

Rumah Magelang, yang berada di Tonoboyo Bandongan, Kabupaten Magelang, memang hadir dengan membawa konsep eduwisata dari bahan serat alam yang diolah dan dibuat menjadi kerajinan interior bernilai tinggi.

“Kami melakukan edukasi kepada masyarakat tentang serat alam,” tandas Rif Fatka Ridwan dari Rumah Magelang, dalam diskusi panel Cerita Kriya bertajuk Membangun Ekosistem Hulu-Hilir Untuk Memastikan Bisnis UMKM yang Berkelanjutan, di Gedung Art Bali, Bali Collection, The Nusa Dua, beberapa waktu lalu.

Karena mitra Rumah Magelang adalah petani tanaman serat, maka komunikasi dengan petani terus dilakukan secara intensif.

“Tujuannya agar hasil yang diharapkan sesuai. Karena, dengan perawatan yang tidak maksimal, hasil yang didapat juga tidak akan sesuai,” ungkap Rif Fatka.

Menariknya lagi, mitra penyeratan suwi dan sambung serat adalah para ibu-ibu dengan jumlah ratusan orang.

Bahkan, Rif Fatka menunjuk produk Tirai Uyang yang diproduksi Alat Bukan Mesin (ATBM) dengan bahan serat alam, sebagai produk unggulan Magelang. Sekitar 90% produk, diekspor keluar negeri, terutama Amerika Serikat

“Sudah dijual di mancanegara, seperti di Amerika Serikat lewat butik,” kata Rif Fatka.

Selain Tirai uyang, ada juga produk Wallcovering dan karpet, serta hasil produk lainnya.

“Bahan bakunya adalah serat alam, yang banyak ditemui di sekitar kita. Seperti Rami, Abaca, Kudzu, Eceng Gondok, dan sebagainya,” imbuh Rif Fatka.

Di masa pandemi Covid-19, Rumah Magelang tetap bisa survive. Bahkan, akan meluaskan sayap hingga menembus pasar Eropa.

“Secara rutin, kami diskusi dengan buyer untuk proses produksi, desain, dan juga kendala,” jelas Rif Fatka.

Menurut Rif Fatka, antara buyer dan pihak penjual saling mengunjungi untuk mengembangkan produk ke depan.

“Kami juga mendapatkan berbagai macam penghargaan dari Amerika Serikat,” ungkap Rif Fatka.

Memang, kesuksesan Rumah Magelang tidak diraih dengan mudah. Penuh perjuangan untuk mewujudkan hingga menjadi seperti sekarang.

rumah tenun Magelang

Rif Fatka pun bercerita, Rumah Tenun ini didirikan pada 1988 oleh Saryanto Sarbini, Aryantie Saryanto, dan Sri Susilodewi Aryadini. Awalnya, hanya sebagai supplier untuk perkantoran dan hotel.

“Produk didapatkan dari perajin di Majalaya dan Pekalongan,” ucap Rif Fatka.

Setelah usaha semakin berkembang, pada 1992, Rumah Tenun memutuskan untuk memproduksi sendiri. Bahkan, tak butuh waktu lama, pada 1993 melalui Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) memulai kerjasama dengan pembeli luar negeri.

Tahun 1996, berkembang lagi menjadi suplier bagi perusahaan-perusahaan.

“Seiring dengan mendapatkan buyer dan produksi berjalan lancar, kami memutuskan untuk membangun Rumah Tenun Magelang seperti terlihat sekarang ini,” pungkas Rif Fatka.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here