Bogordaily.net – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, Indonesia mengalami sebanyak 45 bencana hidrometeorologi selama sepekan, 12-18 September 2022.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing di Jakarta, Senin, mengatakan dalam sepekan tersebut telah terjadi 45 kali bencana hidrometeorologi di Indonesia.
Abdul mengatakan, bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor, serta hidrometeorologi kering yakni kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi bersamaan dalam satu pekan.
“Kurang dari sepertiga bencana adalah hidrometeorologi kering, dengan sisanya adalah hidrometeorologi basah,” ujar Abdul dikutip Antara, Selasa, 20 September 2022
Dirinya juga mengatakan sejak akhir Juli, tercatat dua kali dengan total kejadian terbanyak yakni pada akhir Agustus yakni 46 kali bencana dalam sepekan. Dan pada minggu ini yang tercatat 45 kali kejadian bencana.
“Jadi dari akhir Juli, semenjak Disaster Briefing ini kita luncurkan cuma dua kali kita pernah mengalami bencana dengan total kejadian dalam satu minggu itu 45 kali. Ini lebih banyak dari minggu lalu, Minggu lalu itu 36 kali, sebelumnya pernah 46 kali di minggu terakhir Agustus, kejadian banjir cukup besar termasuk juga kebakaran hutan,” kata Aam.
Pekan sebelumnya, BNPB telah memperingatkan pemerintah daerah dan masyarakat untuk bersiaga, sebab minggu lalu Indonesia memasuki fase kepungan banjir.
Secara distribusi spasial, pada pekan tersebut hanya Kalimantan Utara yang tidak melaporkan adanya banjir.
Namun pada 12-18 September, seluruh Provinsi di Kalimantan melaporkan adanya banjir, termasuk pada Kalimantan Utara yang melaporkan banjir di wilayah Nunukan pada 12 September.
Bencana hidrometeorologi basah dan kering dilaporkan terjadi dalam waktu yang berdekatan, seperti di wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Salah satu contohnya dalam pekan tersebut Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, terjadi karhutla pada 17 September, dan sisanya mengalami banjir.
Abdul mengatakan, bahwa hal itu menjadi perhatian BNPB lantaran dalam dua bulan berturut-turut Indonesia mengalami kejadian bencana hidrometeorologi basah dan kering.(*)
(Riyaldi)