Saturday, 4 May 2024
HomeBeritaSelain Kanjuruhan, Ini Deretan Tragedi Maut Dunia Sepak Bola

Selain Kanjuruhan, Ini Deretan Tragedi Maut Dunia Sepak Bola

Bogordaily.net–  Tragedi maut di Stadion , Kabupaten Malang Jawa Timur menyedot perhatian dunia. Pada 58 tahun lalu, tepatnya 1964, lebih dari 300 orang meninggal dunia akibat kericuhan suporter terbesar dalam sejarah sepak bola dunia. Peristiwa itu terjadi di Lima, Peru, yang dikenal sebagai Tragedi Estadio Nacional Peru. Setelah kejadian tersebut, rentetan kerusuhan dalam pertandingan sepak bola terus terjadi di berbagai belahan dunia. Terbaru tragedi di Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022 malam dengan korban jiwa mencapai ratusan. Dalam 40 tahun terakhir, berbagai peristiwa terjadi membuat nyawa berjatuhan di sejumlah negara. Dilansir Indotnesia Suara.com dari Reuters berikut deretan tragedi maut dunia sepak bola terbesar:

Oktober 2022, Indonesia

Sedikitnya 125 orang tewas dan lebih dari 320 orang lainnya mengalami luka-luka setelah menyaksikan pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion . Suporter Arema FC turun ke lapangan menyusul kekalahan klub kesayangan mereka dengan skor 3-2. Namun, polisi menembakkan gas air mata sehingga memicu banyak suporter menyerbu lapangan.

Januari 2022, Kamerun

Awal tahun, sebanyak 8 orang tewas dan 38 orang cedera akibat terinjak-injak di Stadion Yaounde Olembe di Kamerun. Insiden tersebut terjadi sebelum pertandingan babak 16 Piala Afrika.

Februari 2012, Mesir

Sepuluh tahun sebelum peristiwa di Kamerun, suporter sepak bola membuat kerusuhan di akhir pertandingan antara klub Al-Masry dan Al-Ahly di kota Port Said. Sebanyak 73 orang tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka. Pada akhirnya, liga Mesir ditangguhkan selama dua tahun.

Maret 2009, Pantai Gading

Sekitar 19 orang tewas dalam bentrok yang terjadi di Stadion Felix-Houphouet-Boigny Abidjan sebelum pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara Pantai Gading dan Malawi.

Mei 2001, Ghana

Sebanyak 126 orang tewas terinjak-injak di stadion sepak bola Accra di Ghana. Polisi menembakkan gas air mata ke arah suporter yang rusuh, menjadikan insiden ini sebagai salah satu tragedi sepak bola terburuk.

April 2001, Afrika Selatan

Sebanyak 43 orang tewas akibat terinjak-injak ketika suporter sepak bola mencoba memaksa masuk ke Stadion Ellis Park di Johannesburg dalam sebuah pertandingan liga papan atas Afrika Selatan.

Oktober 1996, Guatemala

Tercatat 82 orang meninggal dunia dan 147 orang terluka saat suporter sepak bola jatuh dari kursi penonton dan tangga pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara Guatemala dan Kosta Rika.

Mei 1992, Prancis

Sebuah tribun di Stadion Furiani milik Bastia runtuh sebelum semifinal Piala Prancis melawan Olympique de Marseille. Peristiwa tersebut menewaskan 18 orang dan melukai lebih dari 2.300 orang,

Januari 1991, Afrika Selatan

Sebanyak 42 orang meninggal akibat terinjak-injak selama pertandingan pra-musim di Stadion Oppenheimer, Orkney, antara Kaizer Chiefs dan Orlando Pirates. Seorang suporter Pirates menyerang pendukung Chiefs di kerumunan dengan pisau.

April 1989, Inggris

Sebanyak 96 pendukung Liverpool meninggal dunia di Stadion Hillsborough yang penuh sesak sebelum semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest. Satu korban meninggal pada Juni 2022, tepat 32 tahun setelah menderita kerusakan otak parah dan tidak dapat disembuhkan.

Maret 1988, Nepal

Suporter menyerbu pintu keluar yang terkunci saat terjadi badai es di stadion sepak bola nasional Nepal di Kathmandu. Peristiwa ini menewaskan lebih dari 90 orang.

Mei 1985, Belgia

Sebanyak 39 orang meninggal dan lebih dari 600 terluka dalam kerusuhan suporter sebelum final Piala Eropa antara Juventus dan Liverpool di Stadion Heysel di Brussels.

Mei 1985, Inggris

Tercatat 56 orang tewas dan lebih dari 200 terluka ketika kebakaran terjadi di tribun stadion Valley Parade di Bradford selama pertandingan divisi tiga saat melawan Lincoln City.

Oktober 1982, Rusia

Suporter sepak bola rusuh saat meninggalkan pertandingan Piala UEFA antara Spartak Moscow dan tim Belanda HFC Haarlem di Stadion Luzhniki di Moskwa. Pemerintah tidak mengungkapkan tragedi itu selama bertahun-tahun. Pada akhirnya, pemerintah membuka tragedi tersebut dengan memberikan angka kematian resmi sebanyak 66 orang, meskipun jumlah yang meninggal karena insiden di satu pintu keluar bisa mencapai 340 orang.***

Copy Editor: Riyaldi

 

Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here