Bogordaily.net– Kematian sekeluarga di Perumahan Citra Garden Kalideres, Jakarta Barat hingga kini masih misterius. Dugaan awal, sementara kematian satu keluarga terdiri dari empat orang itu disebut-sebut karena kelaparan.
Keempat korban yakni Rudianto (71), Margaret (58), Dian (40) dan Budianto (69). Polisi sebelumnya menyatakan para korban tewas karena dehidrasi dan kekurangan asupan makanan. Namun, belakangan diketahui keluarga tersebut memiliki aset senilai Rp 3,8 miliar.
Tokoh Pemuda Jakarta Barat, Umar Abdul Aziz menerima informasi bahwa nilai aset rumah dari keluarga yang tewas di Kalideres itu senilai Rp 3,8 miliar.
Bahkan diketahui keluarga yang tewas di Kalideres itu memiliki mobil pribadi. Sehingga, sulit dikatakan jika keluarga itu tewas karena kelaparan dan dehidrasi.
“Kalau dilihat dari segi rumah yang tinggal di kawasan komplek tidak mungkin dia tidak makan,” kata Umar sebagaimana dilansir Suara.com.
Keempatnya diduga bukan meninggal dunia karena kelaparan melainkan beban hidup yang sangat tinggi, sehingga sampai memutuskan mengisolasi diri dari sanak saudara dan masyarakat sekitar.
Sebelumnya ramai diberitakan sekeluarga ditemukan tewas membusuk di Komplek Citra Garden Satu Extension, Blok AC5/7, Kalideres, Jakarta Barat.
Kapolsek Kalideres, AKP Syafri Wasdar, mengatakan keluarga Rudyanto sudah lebih dari setahun tidak pernah komuniasi dengan keluarga inti mereka. Keluarga inti bahkan baru tahu kabar kalau Rudyanto dan tiga keluarganya ditemukan tewas.
Keempat jasad yang ditemukan itu bernama Rudyanto Gunawan (71), K. Margaretha Gunawan (58), Dian (42), dan Budyanto Gunawan tersebut ditemukan pada Kamis 10 November 2022 sore.
“Mereka menyampaikan bahwa keluarga ini terkesan menjauhkan diri dari keluarga inti,” kata Kapolsek Kalideres, AKP Syafri Wasdar di kantornya.
Sebelum tewas, keluarga Rudyanto sempat berkomunikasi dengan Ketua RT setempat, Asiung. Dalam kesehariannya, anggota keluarga tersebut dikenal tertutup atau introvert.
Dalam kesehariannya, keluarga Rudyanto jarang bersosialisasi dan hanya keluar-masuk menggunakan kendaraan bermotor.
Meski jarang bertemu, Asiung mengatakan komunikasi dengan Dian, tetap berjalan. Terlebih saat pihak PLN hendak memutus aliran listrik. Karena diketahui mereka menunggak biaya selama tiga bulan.
Hingga akhirnya, pada 9 November atau sehari sebelum keempat jenazah itu ditemukan, petugas PLN datang untuk memutus aliran listrik kediaman Rudyanto.
Petugas PLN sempat mengetuk pintu rumah itu. Namun tidak ada jawaban. Petugas terpaksa memutus aliran listrik rumah Rudyanto dari lantai dua, dengan memanjat loteng.
Pada 10 November barulah Asiung didampingi warga lainnya, membuka paksa rumah Rudyanto lantaran aroma busuk sangat menyeruak.
Saat membuka pagar rumah, Asiung terpaksa merusak gembok pagar yang terkunci dari dalam. Dalam kondisi gelap-gelapan, Asiung masuk kedalam pelataran rumah. Dengan menggunakan penerangan seadanya, ia mencungkil jendela yang ada di samping pintu utama. Sosok jenazah ditemukan sedang duduk di atas ubin.
Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke Polsek Kalideres. Polisi masih melakukan pendalaman terkait kematian keluarga Rudyanto. Dari hasil pemeriksaan awal, polisi menyebut keluarga tersebut tewas akibat kekurangan nutrisi.
Hasil otopsi menyebutkan kondisi lambung jenazah dalam keadaan mengempis. Meski demikian, temuan itu masih dalam pendalaman.***
Copy Editor: Riyaldi
Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV